Kendari, Antara Sultra - Wartawan yang tergabung dalam Forum Jurnalis Sulawesi Tenggara mengelar diskusi dengan tema "Membangun Sultra Dari Desa" di salah satu hotel di Kendari, Sabtu.
Diskusi yang dipandu Djufri Rachim dan menghadirkan pembicara utama yakni Rektor Universitas Lakidende, Prof Dr Ir La Ode Masihu Kamaluddin, M.Eng., MSc.
Masihu mengatakan, untuk membangun daerah dari pedesaan sudah dilakukan oleh beberapa negara di dunia contohnya Korea Selatan dan berhasil.
"Jika konsep membangun dari desa itu diterapkan di Sultra, maka daerah ini bisa lebih maju. Intinya, kota bisa makmur jika desa makmur terlebih dahulu," katanya.
Menurut dia, membangun desa bisa dimulai dari sektor pertanian dan perikanan karena dua sektor itu menjadi sumber daya yang ada di setiap desa.
"Untuk membuat desa makmur, tidak bisa hanya mengharap pada pemerintah, tetapi harus ada kerja sama antara universitas, pemerintah, masyarakat dan dunia usaha," katanya.
Yang harus mengambil peran utama katanya, adalah perguruan tinggi karena memiliki pusat pelatihan dan riset, pemerintah dibutuhkan kebijakan agar bisa berkelanjutan, masyarakat dibutuhkan keterlibatan langsung sebagai objek dan dunia usaha dalam segi pemasaran.
"Berbicara pengembangan pertanian, ada dua tehnik yang perlu dikembangkan yakni pertanian terbuka jika asumsi tanah luas. Ada juga pertanian tertutup jika lahan sempit sehingga lahirlah yang disebut green house," katanya.
Dengan mengembangkan "green house", kata Masihu, sudah bisa dihitung keuntungan dari setiap meter persegi lahan tanam.
"Kami adalah perguruan tinggi yang sudah mengembangkan konsep green hose ini, dan saat ini kami sudah bangun tiga unit green house di Kampus Universitas Lakidende yang merupakan terbaik di Indonesia," katanya.
Masihu yakin, konsep green house itu sangat ideal di kembangkan disetiap desa, asalkan mendapatkan dukungan dari empat pihak yakni Perguruan tinggi, pemerintah, masyarakat dan dunia usaha.
"Harapan kita, pemimpin Sultra kedepan bisa memahami konsep membangun Sultra yang lebih baik yakni dimulai dari membangun desa atau memakmurkan desa," katanya.
Diskusi yang dipandu Djufri Rachim dan menghadirkan pembicara utama yakni Rektor Universitas Lakidende, Prof Dr Ir La Ode Masihu Kamaluddin, M.Eng., MSc.
Masihu mengatakan, untuk membangun daerah dari pedesaan sudah dilakukan oleh beberapa negara di dunia contohnya Korea Selatan dan berhasil.
"Jika konsep membangun dari desa itu diterapkan di Sultra, maka daerah ini bisa lebih maju. Intinya, kota bisa makmur jika desa makmur terlebih dahulu," katanya.
Menurut dia, membangun desa bisa dimulai dari sektor pertanian dan perikanan karena dua sektor itu menjadi sumber daya yang ada di setiap desa.
"Untuk membuat desa makmur, tidak bisa hanya mengharap pada pemerintah, tetapi harus ada kerja sama antara universitas, pemerintah, masyarakat dan dunia usaha," katanya.
Yang harus mengambil peran utama katanya, adalah perguruan tinggi karena memiliki pusat pelatihan dan riset, pemerintah dibutuhkan kebijakan agar bisa berkelanjutan, masyarakat dibutuhkan keterlibatan langsung sebagai objek dan dunia usaha dalam segi pemasaran.
"Berbicara pengembangan pertanian, ada dua tehnik yang perlu dikembangkan yakni pertanian terbuka jika asumsi tanah luas. Ada juga pertanian tertutup jika lahan sempit sehingga lahirlah yang disebut green house," katanya.
Dengan mengembangkan "green house", kata Masihu, sudah bisa dihitung keuntungan dari setiap meter persegi lahan tanam.
"Kami adalah perguruan tinggi yang sudah mengembangkan konsep green hose ini, dan saat ini kami sudah bangun tiga unit green house di Kampus Universitas Lakidende yang merupakan terbaik di Indonesia," katanya.
Masihu yakin, konsep green house itu sangat ideal di kembangkan disetiap desa, asalkan mendapatkan dukungan dari empat pihak yakni Perguruan tinggi, pemerintah, masyarakat dan dunia usaha.
"Harapan kita, pemimpin Sultra kedepan bisa memahami konsep membangun Sultra yang lebih baik yakni dimulai dari membangun desa atau memakmurkan desa," katanya.