Kendari, Antara Sultra - Curah hujan tinggi dua pekan terakhir mengakibatkan dua rumah warga di Kelurahan Kambowa, Kabupaten Buton Utara, Sulawesi Tenggara terseret banjir.
Lurah Kambowa La Malinga melalui telepon dari Kendari, Rabu, mengatakan tidak ada korban jiwa pada peristiwa banjir yang menyeret rumah warga tersebut.
"Pemerintah setempat kontinyu mengingatkan warga agar waspada setelah hujan turun berturut-turut beberapa hari. Penghuni dua rumah korban banjir mengamankan diri di rumah keluarga," kata Malinga.
Selain banjir menyeret rumah warga juga mengakibatkan jalur transportasi dari Buton Utara ke Kota Bau Bau terganggu.
Warga setempat swadaya merintis jalan alternatif untuk mengatasi badan jalan yang rusak berat karena tergerus arus air bah.
"Warga kerja bakti merintis jalan alternatif yang dapat dilalui kendaraan roda empat maupun roda dua. Warga waspada karena hujan masih mengguyur wilayah tersebut," katanya.
Lurah Kambowa menambahkan curah hujan tinggi juga mengakibatkan tanaman padi, jagung dan sayur milik petani rusak.
"Sampai sekarang belum terdata berapa luas lahan padi yang rusak, jagung serta ternak warga yang menjadi korban," ujarnya.
Lurah Kambowa La Malinga melalui telepon dari Kendari, Rabu, mengatakan tidak ada korban jiwa pada peristiwa banjir yang menyeret rumah warga tersebut.
"Pemerintah setempat kontinyu mengingatkan warga agar waspada setelah hujan turun berturut-turut beberapa hari. Penghuni dua rumah korban banjir mengamankan diri di rumah keluarga," kata Malinga.
Selain banjir menyeret rumah warga juga mengakibatkan jalur transportasi dari Buton Utara ke Kota Bau Bau terganggu.
Warga setempat swadaya merintis jalan alternatif untuk mengatasi badan jalan yang rusak berat karena tergerus arus air bah.
"Warga kerja bakti merintis jalan alternatif yang dapat dilalui kendaraan roda empat maupun roda dua. Warga waspada karena hujan masih mengguyur wilayah tersebut," katanya.
Lurah Kambowa menambahkan curah hujan tinggi juga mengakibatkan tanaman padi, jagung dan sayur milik petani rusak.
"Sampai sekarang belum terdata berapa luas lahan padi yang rusak, jagung serta ternak warga yang menjadi korban," ujarnya.