Kendari, Antara Sultra - Aliansi Jurnalis Independen (AJI) dan Ikatan Jurnalis Televisi Indonesia (IJTI) yang tergabung dalam Aliansi Jurnalis Sulawesi Tenggara (AJST) kembali menggelar aksi menuntut keadilan yang menimpa jurnalis di Raha yang sedang menjalankan tugasnya.

"Sebelumnya, AJST melakukan aksi damai di posko May Day menuntut kenaikan upah serta kesejahteraan pekerja media di perushaan itu," kata La Ode Kasman di Kendari, Rabu.

Ia mengatakan, aksi kali ini meminta aparat kepolisian untuk memproses pegawai kesehatan RSU Raha yang melakukan intimidasi kepada rekan media yang melakukan peliputan terkait dugaan pungli di RSU itu.

Namun saat media melakukan konfirmasi dengan pejabat di RSU itu justru dihalang-halangi oleh pegawai setempat dan melarang untuk diliput, akibatnya terjadi keributan saat itu.

Serangkaian aksi damai yang dilakukan belasan awak media di Kendari itu, juga mendatangi Polda Sultra untuk meminta aparat kepolisian untuk memproses secara hukum kasus yang dialami rekan media di Raha.

Mereka diterima Kompol Dolfi Kumase, Kasubdit Informasi dan data Humas Polda Sultra.

Dolfi berjanji bahwa kasus kekerasan terhadap media di Raha sudah dalam proses penyelidikan oleh Polres Muna dan diharapkan dalam waktu tidak lama sudah ditindaklanjuti pada proses selanjutnya.

Pantauan di Kendari, pada sehari sebelumnya, ada empat kelompok massa yang berorasi di posko May Day. Mereka adalah Aliansi Jurnalis Sulawesi Tenggara (AJST), Ikatan Pemuda Pemerhati Daerah (IPPD), Eksekutif Komisariat Universitas Haluoleo Lima Mahasiswa Nasional Untuk Demokrasi (EKOM UHO-LMND) dan Solidaritas Nasional Anti Korupsi dan Anti Makelar Kasus Sultra (SNAK MARKUS).

Mereka secara bergantian mendatangi sekertariat May Day itu diterima Plh Kadis Nakertrans Sultra, Magner Sinaga dan Kabid Hubungan Industrian dan Jaminas Sosial Tenaga Kerja Sultra, Muhammad Amir Taslim, Pengawas ketenagakerjaan Sultra, perwakilan dari Serikat Buruh Konstruksi Sultra dan Asosiasi Pengusaha Indonesia.

Aksi unjuk rasa yang disampaikan empat kelompok massa itu berlangsung aman, damai dan tertib setelah Dinas Nakertrans Sultra yang menyatakan akan menampung semua tuntutan mereka hingga memediasi ke pihak perusahaan.

"Yang pasti bahwa kami mewakili pemerintah berada di tengah-tengah, dan akan menjadi fasilitator antara pihak pekerja dan perusahaan. Dengan tujuan agar seluruh pekerja tidak ada yang merasa dirugikan dan sebaliknya pihak perusahaan pun tidak meras terpaksa untuk menyelesaikan hak-hak para pekerja," ujar Magner Sinaga.***2***(A056)

(T.A056/B/H015/H015) 03-05-2017 15:52:29

Pewarta : Azis Senong
Editor : Hernawan Wahyudono
Copyright © ANTARA 2024