Kendari (Antara Sultra) - Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Wakatobi, diimbau serius menangani kasus gizi buruk yang banyak dialami anak balita di kabupaten tersebut.

Imbauan tersebut disampaikan oleh aktivis Lembaga Swadaya Masyarakat atau LSM pemerhati kesehatan di kabupaten itu, Saleh Hanan melalui telepon dari Wangiwangi, ibukota Kabupaten Wakatobi, Sabtu.

"Kami masih melakukan penelusuran mengenai data jumlah balita yang sedang menderita gizi buruk di Wakatobi. Setelah kami menemukan data akurat jumlah penderita gizi buruk, kami akan sampaikan kepada teman-teman media," katanya.

Saleh Hanan mengaku belum mendapatkan jumlah pasti tentang anak dan balita penderita gizi buruk di Wakatobi.

Namun melihat ada pasien penderita gizi buruk di Rumah Sakit Umum Daerah atau RSUD Wakatobi yang berasal dari Wangiwangi, ibukota Kabupaten Wakatobi, maka Wakatobi dapat dikategorikan darurat gizi buruk.

"Kalau ibukota kabupaten saja ada penderita gizi buruk, tentu di wilayah-wilayah pelosok desa pasti banyak terdapat penderita gizi buruk," katanya.

Menurut dia, di RSUD Wakatobi di Wangiwangi, saat ini sedang merawat beberapa pasien penderita gizi buruk, antara lain pasien bernama Asila berusia lima bulan.

Sementara Puskesmas di Pulau Tomia, Kabupaten Wakatobi juga pernah merujuk pasien penderita gizi buruk di RSUD Palagimata Kota Baubau.

"Fakta tersebut mengindikasikan penderita gizi buruk di Wakatobi cukup banyak. Oleh karena itu Pemkab Wakatobi harus memberi perhatian serius terhadap penanganan kasus gizi buruk di Wakatobi," katanya.

Pewarta : Agus
Editor : Hernawan Wahyudono
Copyright © ANTARA 2024