Kendari, Antara Sultra - Forum Koordinasi Pencegahan Terorisme (FKPT) Sulawesi Tenggara membentuk komunitas warga antihoaks di Kendari untuk menangkal berita bohong atau hoaks yang beredar di tengah masyarakat.
Ketua Forum Koordinasi Pencegahan Terorisme (FKPT) Sultra Ryha Maddi di Kendari, Kamis, mengatakan hoax sudah meresahkan masyarakat sehingga perlu dibentuk organisasi komunal untuk membendung penyebaran informasi yang tidak bertanggung jawab/
Didampingi Ketua Bidang Media Massa, Hubungan Masyarakat dan Sosialisasi FKPT Sultra Mahdar Tayyong, Ryha mengatakan komunitas warga antihoaks dibentuk serangkaian dengan pelaksanaan kegiatan "Literasi media sebagai upaya cegah dan tangkal radikalisme dan terorisme".
Ryha mengimbau warga Sultra menyaring informasi yang diterima, baik melalui media pers maupun media sosial karena mungkin saja disebarkan orang yang tidak bertanggung jawab atau tidak sesuai fakta.
Pemateri literasi media mencegah dan menangkal terorisme, Willy Pramudya memandu pembentukan komunitas warga antihoaks dengan membentuk kelompok yang beranggotakan wartawan dan nonwartawan.
"Komunitas warga antihoaks di Kendar pertama terbentuk. Mudah-mudahan menjadi percontohan untuk daerah lain di Indonesia," kata Willy yang juga anggota Majelis Etik AJI Indonesia.
Salah seorang peserta literasi media, Nasrullah Porombe menyambut baik pembentukan komunitas warga antihoaks karena dapat menyajikan informasi sesuai fakta.
"Berita hoaks sudah meresahkan. Kadang masyarakat tidak bisa membedakan antara berita media pers resmi atau media sosial yang hoaks," kata Nasrullah.
Ketua Forum Koordinasi Pencegahan Terorisme (FKPT) Sultra Ryha Maddi di Kendari, Kamis, mengatakan hoax sudah meresahkan masyarakat sehingga perlu dibentuk organisasi komunal untuk membendung penyebaran informasi yang tidak bertanggung jawab/
Didampingi Ketua Bidang Media Massa, Hubungan Masyarakat dan Sosialisasi FKPT Sultra Mahdar Tayyong, Ryha mengatakan komunitas warga antihoaks dibentuk serangkaian dengan pelaksanaan kegiatan "Literasi media sebagai upaya cegah dan tangkal radikalisme dan terorisme".
Ryha mengimbau warga Sultra menyaring informasi yang diterima, baik melalui media pers maupun media sosial karena mungkin saja disebarkan orang yang tidak bertanggung jawab atau tidak sesuai fakta.
Pemateri literasi media mencegah dan menangkal terorisme, Willy Pramudya memandu pembentukan komunitas warga antihoaks dengan membentuk kelompok yang beranggotakan wartawan dan nonwartawan.
"Komunitas warga antihoaks di Kendar pertama terbentuk. Mudah-mudahan menjadi percontohan untuk daerah lain di Indonesia," kata Willy yang juga anggota Majelis Etik AJI Indonesia.
Salah seorang peserta literasi media, Nasrullah Porombe menyambut baik pembentukan komunitas warga antihoaks karena dapat menyajikan informasi sesuai fakta.
"Berita hoaks sudah meresahkan. Kadang masyarakat tidak bisa membedakan antara berita media pers resmi atau media sosial yang hoaks," kata Nasrullah.