Kendari, Antara Sultra - Para petani di Sulawesi Tenggara (Sultra) yang tersebar di sejumlah kabupaten, mulai tertarik mengembangkan usaha budi daya tanaman nilam yang menghasilkan minyak atsiri.

"Petani di beberapa kabupaten seperti Kabupaten Kolaka Utara, Kolaka, Bombana, Konawe, Konawe Selatan, Muna dan Buton Utara, mulai serius menggeluti budi daya tanaman nilam," kata Direktur LSM Sintesa, Hugua di Kendari, Kamis.

Menurut dia, para petani di sejumlah kabupaten di Sultra mulai tertarik mengembangkan budi daya tanaman nilam karena nilai ekonomi dari produksi tanaman tersebut cukup menjadikan kesejahteraan.

Selain itu kata dia, membudidayakan tanaman nilai tidak memerlukan perawatan khusus seperti pemberian pupuk atau obat-obatan pertanian lainnya.

"Petani cukup membersihkan lahan di awal masa tanam tanaman nilam, tanpa memagar lahan seperti bercocok tanam tanaman lain agar terhindar dari serangan hama babi," katanya.

Menurut dia, harga produksi daun nilam dalam bentuk kering, sebesar Rp5.000 per kilogram, sedangkan daun nilam basah Rp1.000 per kilogram.

Sementara produksi minyak atsiri dari daun nilam diperjuabelikan pada harga paling rendah Rp400 ribu per kilogram.

"Menyangkut pemasaran hasil produksi tanaman nilam, baik dalam bentuk daun kering atau sudah dalam minyak atsiri, tidak ada masalah. Berapa pun jumlah produksi tanaman nilai para petani, LMS Sintesa dapat menampugnya dengan harga standar," katanya.

Sintesa sendiri kata dia, dalam menampung produksi tanaman nilam para petani tersebut menjalin kerja sama dengan PT Geovadan, salah satu perusahaan penampung minyak daun nilam dari Perancis yang membuka kantor cabang di Jakarta.

"Perusahaan tersebut memberikan kami kuota penjualan sebanyak 5.000 kilogram minyak daun nilam per bulan," katanya.

Hugua mengaku dari kuaota penjualan yang diberikan perusahaan tersebut, pihaknya baru memenuhi sekitar 500 kilogram hingga 1.000 kilogram minyak nilam per bulan.

Pewarta : agus
Editor : Hernawan Wahyudono
Copyright © ANTARA 2024