Kendari, Antara Sultra - Harga telur ayam di sejumlah pasar induk maupun pasar tradisional di Kota Kendari, Sulawesi Tenggara (Sultra), dalam sepekan terakhir persediaan cukup banyak, menyebabkan harga cenderung sedikit turun dibanding dengan sebelumnya.

Keterangan dari sejumlah pedagang pengecer telur di Pasar Sentral Mandong, Pasar Panjang Bonggoeya dan Pasar Baruga Kota Kendari, Kamis, rata-rata penurunan harga telur mencapai Rp2.000-Rp3.000 per satu rak (30 butir).

Harga telur ukuran sedang yang biasanya hanya dijual antara Rp37.000 per rak kini turun menjadi Rp35.000/rak dan ukuran besar dari Rp45.000 menjadi Rp42.500 per rak.

"Persediaan telur dipasaran selama beberapa hari ini memang cukup, terutama telur yang dipasok dari luar Kota Kendari serta telur lokal," ujar Husni (45) pedagang telur di pasar Mandonga.

Ia mengatakan, dimungkinkan penurunan harga telur itu tidak begitu lama karena tergantung dari pengiriman dari daerah produsen terutama dari Kabupaten Sidrap (Sulawesi Selatan).

"Produk telur yang dihasilkan peternak lokal belum begitu banyak dan hanya bisa memenuhi kebutuhan masyarakat dengan capaian tidak lebih dari 20 persen untuk masyarakat Kendari, sehingga sisanya masih bergantung pada pasokan dari luar daerah," ujar Husni.

Ia menambahkan, kenaikan harga telur biasanya terjadi pada saat menjelang masuknya bulan puasa, dan jelang lebaran dan natal dan setelah itu normal kembali.

Kadis Perindagkop Kendari, Syam Alam dalam keterangan terpisah mengatakan, naik maupun turunnya harga kebutuhan pokok khususnya telur ayam di pasaran adalah hal biasa.

"Yang menjadi kita panik, bila permintaan konsumen besar namun stoknya tidak ada," ujarnya seraya menambahkabn bahwa selama tahun 2016 hingga memasuki dua bulan di tahun 2017 persedian sembako cukup banyak dan terkendali," ujarnya.

Pewarta : Azis Senong
Editor : Hernawan Wahyudono
Copyright © ANTARA 2024