Kendari, Antara Sultra - Menteri Pertanian RI, Amran Sulaiman, memimpin langsung rapat koordinasi ketahanan pangan se-Sulawesi Tenggara (Sultra) pada salah satu hotel di Kendari, Jumat.
Rakor yang mengusung tema "Upaya Khusus padi jagung kedelai (pajale), dan program sapi indukan wajib bunting (Siwab) untuk mewujudkan swasembada pangan berkelanjutan" dihadiri Pangdam VII Wirabuana, Mayjen TNI Agus Surya Bhakti, Gubernur Sultra, Nur Alam, anggota DPD RI Waode Hamsina Bolu, Ketua DPRD Sultra, Abdurahman Saleh, Kabinda Sultra, Brigjen TNI Andi Sumangeruka, bupati wali kota se Sultra, dinas pertanian se Sultra dan instansi terkait lainnya.
Amran meminta komitmen pemerintah daerah untuk terus meningkatkan produksi pangan, terutama beberapa kokodisi strategis seperti padi, jagung, kedelai dan daging.
"Secara nasional sejak 2016 kita sudah tidak mengimpor lagi beras, bawang, cabai. Ini merupakan sebuah sejarah setelah kurang lebih 30 tahun kita menjadi negara pengimpor," katanya.
Amran mengaku akan terus mendorong pemerintah daerah untuk meningkatkan produksi pangan dengan cara memberikan bantuan alat sistem pertanian, bibit dan berbagai pasilitas penunjang produksi pertanian.
"Bukti keseriusan saya mendorong sektor agraria di Sultra yakni sebelum saya jadi menteri anggaran pusat yang dikucurkan untuk pertanian hanya sekitar Rp300 miliar. Setelah saya jadi menteri dua tahun berturut-turut saya naikkan menjadi kurang lebih Rp850 miliar," katanya.
Ia berjanji, akan menambah jumlah anggaran pertanian di Sultra asalkan bisa meningkatkan produksi pangan. Tetapi kalau prpduktovitas turun maka saya akan kentikan bantuan tahun berikutnya," katanya.
"Contohnya Konawe Utara tahun ini kami kasi bantuan penanaman jagung 10 ribu hektare, kalau berhasil maka tahun depan saya bantu lagi 20 ribu hektare," katanya.
Selain Konawe Utara katanya, sudah memberikan bantuan dan target kepada Konawe Selatan melalui program sapi indukan wajib bunting (Siwab) dan menjadikan Konawe Selatan sebagai pusat bibit sapi Bali di Indonesia.
Rakor yang mengusung tema "Upaya Khusus padi jagung kedelai (pajale), dan program sapi indukan wajib bunting (Siwab) untuk mewujudkan swasembada pangan berkelanjutan" dihadiri Pangdam VII Wirabuana, Mayjen TNI Agus Surya Bhakti, Gubernur Sultra, Nur Alam, anggota DPD RI Waode Hamsina Bolu, Ketua DPRD Sultra, Abdurahman Saleh, Kabinda Sultra, Brigjen TNI Andi Sumangeruka, bupati wali kota se Sultra, dinas pertanian se Sultra dan instansi terkait lainnya.
Amran meminta komitmen pemerintah daerah untuk terus meningkatkan produksi pangan, terutama beberapa kokodisi strategis seperti padi, jagung, kedelai dan daging.
"Secara nasional sejak 2016 kita sudah tidak mengimpor lagi beras, bawang, cabai. Ini merupakan sebuah sejarah setelah kurang lebih 30 tahun kita menjadi negara pengimpor," katanya.
Amran mengaku akan terus mendorong pemerintah daerah untuk meningkatkan produksi pangan dengan cara memberikan bantuan alat sistem pertanian, bibit dan berbagai pasilitas penunjang produksi pertanian.
"Bukti keseriusan saya mendorong sektor agraria di Sultra yakni sebelum saya jadi menteri anggaran pusat yang dikucurkan untuk pertanian hanya sekitar Rp300 miliar. Setelah saya jadi menteri dua tahun berturut-turut saya naikkan menjadi kurang lebih Rp850 miliar," katanya.
Ia berjanji, akan menambah jumlah anggaran pertanian di Sultra asalkan bisa meningkatkan produksi pangan. Tetapi kalau prpduktovitas turun maka saya akan kentikan bantuan tahun berikutnya," katanya.
"Contohnya Konawe Utara tahun ini kami kasi bantuan penanaman jagung 10 ribu hektare, kalau berhasil maka tahun depan saya bantu lagi 20 ribu hektare," katanya.
Selain Konawe Utara katanya, sudah memberikan bantuan dan target kepada Konawe Selatan melalui program sapi indukan wajib bunting (Siwab) dan menjadikan Konawe Selatan sebagai pusat bibit sapi Bali di Indonesia.