Kendari, Antara Sultra - Bank Sultra menetapkan Kecamatan Sabolako, Kabupaten Konawe Selatan, Provinsi Sulawesi Tenggara, sebagai proyek percontohan pengembangan tanaman singkong gajah.
Direktur Utama Bank Sultra, Khaerul Kumala Raden di Kendari, Selasa mengataka, areal pengembangan singkong gajah dengan lahan milik petani di Konawe Selatan seluas 50 hektare.
"Bila pengembangan tanaman singkong gajah itu panennya bagus dan memenuhi syarat permintaan pasar, maka tidak tertutup kemungkinan akan dikembangkan lagi di sejumlah kabupaten wilayah Sultra," katanya.
Ia mengatakan, proyek pengembangan singkong gajah di Kecamatan Sabolakoa dianggap sangat cocok sehingga Bank Sultra memandang penting untuk bersinergi dengan petani degan harapan bila panennya berhasil, akan memberi bantuan modal investasi untuk penyediaan pupuk, serta sarana dan pemasarannya.
"Soal pemasarannya, petani tidak perlu ragu karena sudah melibatkan salah satu perusahaan nasional PT Sido Muncul yang akan menampung dan membeli seluruh produk petani dengan harga yang sudah disepakati bersama," ujarnya.
Khaerul mengatakan, harga beli singkong gajah yang disepakati antara pihak perusahaan dengan petani seharga Rp700-Rp750 per kilogram dalam keadaan basah.
Sesuai kesepakatan, kata Khaerul Kumala Raden, PT Sido Muncul selain menjamin penerimaan juga akan menyiapkan kebutuhan petani seperti bibit singkong gajah, pupuk organik serta tenaga pendamping lainnya.
"Bank Sultra menjanjikan bahwa setiap hektarenya diberi modal awal pinjaman sebesar antara Rp20 juta hingga Rp25 juta," ujarnya.
Ia menambahkan bahwa mengembangkan tanaman singkong gajah tidak berarti harus mengorbankan tanaman lain yang telah dikembangkan petani.
Masyarakat yang ingin bertani singkong gajah tak perlu khawatir kalau tanamannya akan sia-sia karena Sido Muncul siap membeli.
Bank Sultra juga telah bekerja sama dengan pihak asuransi sehingga apabila terjadi hal-hal yang tidak diinginkan akibat faktor alam atau lain hal, petani tidak akan menanggung semua kerugian tersebut.
Direktur Utama Bank Sultra, Khaerul Kumala Raden di Kendari, Selasa mengataka, areal pengembangan singkong gajah dengan lahan milik petani di Konawe Selatan seluas 50 hektare.
"Bila pengembangan tanaman singkong gajah itu panennya bagus dan memenuhi syarat permintaan pasar, maka tidak tertutup kemungkinan akan dikembangkan lagi di sejumlah kabupaten wilayah Sultra," katanya.
Ia mengatakan, proyek pengembangan singkong gajah di Kecamatan Sabolakoa dianggap sangat cocok sehingga Bank Sultra memandang penting untuk bersinergi dengan petani degan harapan bila panennya berhasil, akan memberi bantuan modal investasi untuk penyediaan pupuk, serta sarana dan pemasarannya.
"Soal pemasarannya, petani tidak perlu ragu karena sudah melibatkan salah satu perusahaan nasional PT Sido Muncul yang akan menampung dan membeli seluruh produk petani dengan harga yang sudah disepakati bersama," ujarnya.
Khaerul mengatakan, harga beli singkong gajah yang disepakati antara pihak perusahaan dengan petani seharga Rp700-Rp750 per kilogram dalam keadaan basah.
Sesuai kesepakatan, kata Khaerul Kumala Raden, PT Sido Muncul selain menjamin penerimaan juga akan menyiapkan kebutuhan petani seperti bibit singkong gajah, pupuk organik serta tenaga pendamping lainnya.
"Bank Sultra menjanjikan bahwa setiap hektarenya diberi modal awal pinjaman sebesar antara Rp20 juta hingga Rp25 juta," ujarnya.
Ia menambahkan bahwa mengembangkan tanaman singkong gajah tidak berarti harus mengorbankan tanaman lain yang telah dikembangkan petani.
Masyarakat yang ingin bertani singkong gajah tak perlu khawatir kalau tanamannya akan sia-sia karena Sido Muncul siap membeli.
Bank Sultra juga telah bekerja sama dengan pihak asuransi sehingga apabila terjadi hal-hal yang tidak diinginkan akibat faktor alam atau lain hal, petani tidak akan menanggung semua kerugian tersebut.