Kendari (Antara News) - Muhammad Zayat Kaimoeddin, calon Wali Kota Kendari periode 2017-2022, menemui tokoh-tokoh masyarakat lintas etnis di Kota Kendari di salah satu hotel di Kendari, Jumat.
Beberapa tokoh masyarakat lintas etnis yang ditemui Zayat tersebut antara lain, Andi Kaharuddin asal Sulawesi Selatan, Frans Belu asal NTT, Onu Laola asal Wakatobi, La Ode Rifai Pedansa asal Muna dan La Ode Bariun asal Buton Utara.
Selain itu juga Jefri asal Tanah Toraja, Wayan Kiwiana asal Bali, Gatot asal Jawa Tengah dan La Ode Sahruddin asal Buton.
"Saya sebagai calon wali kota, meminta dukungan dari bapak-bapak untuk bersama-sama kami berjuang memenangi pemilihan wali kota/wali kota Kendari periode 2017-2022," kata Zayat dalam pertemuan tersebut.
Dengan memenangi pemilihan wali kota kata dia, tokoh-tokoh lintas etnis bisa menyatukan pemahaman dan berperan bagaimana membangun kota ini sehingga masyarakat bisa terbebas dari berbagai masalah pelit.
"Penduduk Kota Kendari ini miniatur dari Nusantara. Masalah pelit yang dialami warga kota ini pada setiap tahunnya adalah banjir karena saluran air atau selokan belum terbangun dengan baik," katanya.
Insya Allah ujar Zayat, jika kelak terpilih jadi wali kota, penanganan saluran air di dalam kota akan menjadi perhatian utama sehingga saat terjadi hujan, air tidak menggenangi pemukinan penduduk melainkan bisa langsung mengalir ke laut.
"Hal lain yang juga akan menjadi perhatian serius adalah ketersediaan fasilitas air bersih. Insya Allah kalau jadi wali kota, kami akan memastikan kebutuhan air bersih bagi warga kota tercukupi," katanya.
Sementara itu, Andi Kaharuddin mempertanyakan masalah reklamasi Teluk Kendari yang saat ini dilaksanakan Pemerintah Kota Kendari.
"Di masa almarhum La Ode Kaimoeddin jadi gubernur Sultra (1992-2002), Pemerintah mengeluarkan dana yang tidak sedikit mengeruk lumpur di dalam kawasan teluk Kendari agar tidak terjadi pendangkalan," katanya.
Namun, Pemerintah Kota Kendari saat ini kata dia, justru menimbun teluk Kendari sehingga terjadi penyempitan kawasan teluk.
"Apakah saudara Zayat bisa menghentikan atau melanjutkan reklamasi teluk Kendari jika kelak terpilih jadi wali kota," tanya Andi Kaharuddin yang mantan Wali Kota Kendari itu.
Menanggapi pertanyaan tersebut, Zayat mengatakan akan mengevaluasi kebijakan reklamasi tersebut.
"Kalau sisi buruknya lebih besar daripada manfaatnya, pasti kami akan hentikan reklamasi. Namun jika berdasarkan hasil kajian tim ahli manfaatnya lebih, tentu kami akan pertimbangkan untuk dilanjutkan," katanya.
Beberapa tokoh masyarakat lintas etnis yang ditemui Zayat tersebut antara lain, Andi Kaharuddin asal Sulawesi Selatan, Frans Belu asal NTT, Onu Laola asal Wakatobi, La Ode Rifai Pedansa asal Muna dan La Ode Bariun asal Buton Utara.
Selain itu juga Jefri asal Tanah Toraja, Wayan Kiwiana asal Bali, Gatot asal Jawa Tengah dan La Ode Sahruddin asal Buton.
"Saya sebagai calon wali kota, meminta dukungan dari bapak-bapak untuk bersama-sama kami berjuang memenangi pemilihan wali kota/wali kota Kendari periode 2017-2022," kata Zayat dalam pertemuan tersebut.
Dengan memenangi pemilihan wali kota kata dia, tokoh-tokoh lintas etnis bisa menyatukan pemahaman dan berperan bagaimana membangun kota ini sehingga masyarakat bisa terbebas dari berbagai masalah pelit.
"Penduduk Kota Kendari ini miniatur dari Nusantara. Masalah pelit yang dialami warga kota ini pada setiap tahunnya adalah banjir karena saluran air atau selokan belum terbangun dengan baik," katanya.
Insya Allah ujar Zayat, jika kelak terpilih jadi wali kota, penanganan saluran air di dalam kota akan menjadi perhatian utama sehingga saat terjadi hujan, air tidak menggenangi pemukinan penduduk melainkan bisa langsung mengalir ke laut.
"Hal lain yang juga akan menjadi perhatian serius adalah ketersediaan fasilitas air bersih. Insya Allah kalau jadi wali kota, kami akan memastikan kebutuhan air bersih bagi warga kota tercukupi," katanya.
Sementara itu, Andi Kaharuddin mempertanyakan masalah reklamasi Teluk Kendari yang saat ini dilaksanakan Pemerintah Kota Kendari.
"Di masa almarhum La Ode Kaimoeddin jadi gubernur Sultra (1992-2002), Pemerintah mengeluarkan dana yang tidak sedikit mengeruk lumpur di dalam kawasan teluk Kendari agar tidak terjadi pendangkalan," katanya.
Namun, Pemerintah Kota Kendari saat ini kata dia, justru menimbun teluk Kendari sehingga terjadi penyempitan kawasan teluk.
"Apakah saudara Zayat bisa menghentikan atau melanjutkan reklamasi teluk Kendari jika kelak terpilih jadi wali kota," tanya Andi Kaharuddin yang mantan Wali Kota Kendari itu.
Menanggapi pertanyaan tersebut, Zayat mengatakan akan mengevaluasi kebijakan reklamasi tersebut.
"Kalau sisi buruknya lebih besar daripada manfaatnya, pasti kami akan hentikan reklamasi. Namun jika berdasarkan hasil kajian tim ahli manfaatnya lebih, tentu kami akan pertimbangkan untuk dilanjutkan," katanya.