Jakarta (Antara News) - Menteri Luar Negeri Retno Marsudi menegaskan bahwa Indonesia terus memantau kondisi suku Rohingya di Myanmar.

        "Yang jelas, bahwa kita memantau dari dekat semua perkembangan yang ada di Rohing State," kata Retno di Lingkungan Istana Kepresidenan Jakarta, Senin.

        Menlu menegaskan bahwa pihaknya terus memantau informasi dan tugas Kementerian Luar Negeri langsung meminta klarifikasi mengenai kebenaran dari informasi informasi tersebut.

        "Pagi ini dirjen Asia Pasifik Afrika melakukan pertemuan dengan duta besar Myanmar yang ada di Jakarta. Sekali lagi kita menyampaikan pentingnya bagi pemerintah Myanmar untuk menyampaikan informasi mengenai situasi yang ada di Rakhine State (myanmar)," ungkapnya.

         Retno mengungkapkan perundingan di tataran bilateral, Indonesia bersama dengan pemerintah Myanmar sudah mulai dilakukan  sejak sebelum pemerintah yang sekarang.

        "Sejak dari dulu kita selalu meng-'engage' pemerintah Myanmar memberikan 'capasity building', memberikan bantuan teknis untuk isu-isu yang dinilai sangat penting dan besar untuk kebutuhan pemerintah Myanmar untuk meningkatkan situasi keamanan dan kesejahteraan di Rakhine State," kata Retno.

        Menlu mencontohkan pemerintah Indonesia sudah lebih dari 10 kali bekerja dengan pemerintah Myanmar melakukan "capasity building" untuk isu yang terkait dengan "good governence", demokrasi, HAM, desentralisasi, dan sebaginya.

        "Kita hanya 'share' (bagi) informasi bahwa kita (Indonesia) pernah menghadapi situasi yang juga moralize sama dengan myanmar. Tapi kita bisa mentransformasikan menjadi sebuah negara yang demokratis," kata Retno.

        Selain itu, kata Retno, Indonesia juga telah membangun empat sekolah di Rahine State guna terlibat dalam pengembangan atau pembangunan fasilitas pendidikan untuk semua.

        Retno juga mengungkapkan Indonesia juga melakukan bekerja sama dengan pemerintah Myanmar untuk penyediaan alat alat atau fasilitas kesehatan.

        "Bicara kebutuhan dasar sebuah komunitas, maka pendidikan dan kesehatan menjadi salah satu kuncinya dan itu dilakukan oleh Indonesia bersama beberapa LSM membangun Rakhine State yang inklusif. Kunci inklusif ini penting sekali," kata Retno. 

        Secara terpisah Menteri Agama Lukman Hakim Saifuddin mengajak umat Islam di Indonesia untuk mendoakan Muslim Rohingya seiring dengan semakin banyaknya korban akibat konflik di Rakhine State, Myanmar.

        "Kita semua sangat prihatin dengan konflik tersebut. Semoga jumlah korban tidak terus bertambah. Mari mendoakan mereka dengan doa qunut nazilah dan shalat ghaib bagi korban meninggal," kata Lukman dalam keterangan persnya yang diterima di Jakarta, Senin.

        Dia mengatakan dua amalan tersebut merupakan ajaran para ulama sebagai tindakan spiritual dengan mendahulukan kedamaian.

        Qunut nazilah merupakan doa yang dibaca setelah i'tidal rakaat terakhir shalat. Amalan tersebut disunnahkan ketika umat Islam mengalami ancaman.

        Sedangkan shalat ghaib adalah shalat mendoakan jenazah sesama Muslim sebagai bentuk solidaritas.

        Lukman mengatakan pihaknya siap memfasilitasi tokoh agama Islam maupun Buddha serta akademi sosial dari perguruan tinggi keagamaan negeri untuk membantu penyelesaian masalah Muslim Rohingya.

        Terdapat sejumlah tokoh dan akademisi yang berpengalaman dalam resolusi konflik.

        "Kami masih terus memantau perkembangan situasi Rakhine dari dekat. Jika diperlukan, kami siap membantu. Saya terus berkoordinasi dengan Kementerian Luar Negeri yang jadi garda terdepan dalam penyelesaian masalah ini," kata dia.

        Menag mengatakan pemerintah Indonesia tidak tinggal diam terhadap nasib umat Islam di Myanmar.

        Selama ini pemerintah telah melakukan serangkaian upaya untuk membantu kelompok minoritas Muslim di Myanmar sebagai wujud penegakkan kemanusiaan dan mewujudkan perdamaian.

        Upaya itu, kata dia, dilakukan di lingkungan dalam negeri Myanmar dan forum-forum internasional. Upaya itu juga meliputi berbagai aspek seperti membantu fasilitas pendidikan dan kesehatan.

        "Banyak program yang telah dan terus dilaksanakan Indonesia terkait nasib minoritas Muslim di Myanmar. Mari bantu kerja konkret tersebut dengan sikap spiritual yang tepat. Kita semua saling dukung untuk bertindak secara strategis," kata Menag.

        Konflik sosial di Rakhine kembali memanas dalam beberapa hari terakhir. Rumah suku Rohingya hancur dan terbakar, sejumlah korban jiwa juga berjatuhan.

Pewarta : Joko Susilo
Editor :
Copyright © ANTARA 2024