Jakarta (ANTARA News) - Sekretaris Jenderal (Sekjen) Organisasi Kerja sama Islam (OKI) Iyad Madani mengapresiasi inisiatif Pemerintah Indonesia dalam upaya menciptakan perdamaian di Palestina, seperti disampaikan dalam keterangan pers Kementerian Luar Negeri yang diterima di Jakarta, Rabu.
"Sekjen OKI untuk kesekian kalinya kembali menyampaikan apresiasi yang tinggi atas inisiatif Pemerintahan Jokowi dalam upayanya menciptakan perdamaian atas konflik yang telah berlangsung begitu lama di Palestina," kata isi pernyataan pers Kemlu itu.
Penghargaan tersebut disampaikan Sekjen OKI pada Pertemuan Dewan Menteri Luar Negeri OKI ke-43 yang dibuka oleh Presiden Sementara Uzbekistan Shaukat Mirziyoyev di Tashkent, Uzbekistan pada Selasa (18/10).
Madani mengatakan, Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) Luar Biasa OKI ke-5 tentang Palestina dan Kota Suci Yerusalem (Al Quds Al Sharif), yang diselenggarakan di Jakarta pada Maret 2016, merupakan terobosan yang mengingatkan kembali pentingnya penyelesaian konflik di Timur Tengah secara menyeluruh.
Hal senada juga disampaikan oleh Menlu Palestina dan Kuwait selaku Ketua Pertemuan Dewan Menteri Luar Negeri OKI ke-43.
Pertemuan yang mengambil tema "Pendidikan dan Pencerahan: Jalan Menuju Perdamaian dan Kreativitas" tersebut dihadiri oleh 24 menteri luar negeri anggota OKI, termasuk Menteri Luar Negeri Retno L.P. Marsudi.
Dalam sambutan pembukanya, Presiden Mirziyoyev menegaskan bahwa OKI perlu kembali melihat catatan sejarah peradaban Islam, khususnya saat inovasi dan berbagai penemuan banyak dihasilkan oleh ilmuwan Islam.
Dalam konteks tersebut, Presiden Mirziyoyev menyambut baik tema yang diusung dalam pertemuan OKI itu karena dipandang relevan dengan berbagai tantangan yang dihadapi oleh dunia Islam.
Pada kesempatan itu, Sekjen OKI Iyaad Madani menegaskan kembali pentingnya bagi OKI untuk berperan dalam memunculkan inisiatif kerja sama diantara negara-negara anggotanya, terutama di bidang pendidikan.
"Sekjen OKI untuk kesekian kalinya kembali menyampaikan apresiasi yang tinggi atas inisiatif Pemerintahan Jokowi dalam upayanya menciptakan perdamaian atas konflik yang telah berlangsung begitu lama di Palestina," kata isi pernyataan pers Kemlu itu.
Penghargaan tersebut disampaikan Sekjen OKI pada Pertemuan Dewan Menteri Luar Negeri OKI ke-43 yang dibuka oleh Presiden Sementara Uzbekistan Shaukat Mirziyoyev di Tashkent, Uzbekistan pada Selasa (18/10).
Madani mengatakan, Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) Luar Biasa OKI ke-5 tentang Palestina dan Kota Suci Yerusalem (Al Quds Al Sharif), yang diselenggarakan di Jakarta pada Maret 2016, merupakan terobosan yang mengingatkan kembali pentingnya penyelesaian konflik di Timur Tengah secara menyeluruh.
Hal senada juga disampaikan oleh Menlu Palestina dan Kuwait selaku Ketua Pertemuan Dewan Menteri Luar Negeri OKI ke-43.
Pertemuan yang mengambil tema "Pendidikan dan Pencerahan: Jalan Menuju Perdamaian dan Kreativitas" tersebut dihadiri oleh 24 menteri luar negeri anggota OKI, termasuk Menteri Luar Negeri Retno L.P. Marsudi.
Dalam sambutan pembukanya, Presiden Mirziyoyev menegaskan bahwa OKI perlu kembali melihat catatan sejarah peradaban Islam, khususnya saat inovasi dan berbagai penemuan banyak dihasilkan oleh ilmuwan Islam.
Dalam konteks tersebut, Presiden Mirziyoyev menyambut baik tema yang diusung dalam pertemuan OKI itu karena dipandang relevan dengan berbagai tantangan yang dihadapi oleh dunia Islam.
Pada kesempatan itu, Sekjen OKI Iyaad Madani menegaskan kembali pentingnya bagi OKI untuk berperan dalam memunculkan inisiatif kerja sama diantara negara-negara anggotanya, terutama di bidang pendidikan.
Editor: Heppy Ratna