Baubau (Antara News) - Hasil tangkapan ikan nelayan di Kota Baubau dalam dua tahun terakhir mencapai sekitar 1.000 ton per bulan atau sekitar 12.000 ton per tahun.

"Hasil tangkapan ikan tahun 2014 mencapai sekitar 13.000 ton dan tahun 2015 turun dengan mencapai 11.000 ton. Sedangkan tahun 2016 belum kita rangkum, namun diperkirakan hampir sama dengan tahun sebelumnya atau dirata-ratakan sekitar 100 ton per bulan," kata Kepala Dinas Kelautan dan Perikanan Kota Baubau Amiruddin di Baubau, Selasa.

Ia mengatakan, masa puncak panen tangkapan ikan bagi nelayan terjadi antara bulan September hingga Desember.

"Seperti Sekarang ini kita kewalahan untuk menampung ikan itu. Bahkan baru-baru ini terpaksa sebagian hasil tangkapan nelayan dibuang karena daya tampung dan kekurangan es di Tempat Pelelangan Ikan (TPI) Wameo," ujarnya.

Ia mengatakan, daya tampung atau gudang TPI Wameo hanya bisa menampung sebanyak 2,5 - 3 ton, dan dalam kurun waktu sampai delapan jam saja bertahan, dan setelah tiba di tempat pembekuan (coolstori) mencapai 2,5-3 ton.

"Tidak ada jalan selain untuk diremajakan atau dilakukan peningkatan daya tampung yang lebih besar. Oleh karena itu, di tahun 2017 kita memprogramakan untuk coolstori satu unit bisa menampung hingga 100 ton," ujar Amiruddin yang baru dilantik melalui hasil lelang jabatan di lingkup Pemkot Baubau itu.

Amiruddin menyatakan optimistis bisa menggenjot hasil tangkapan nelayan mencapai dua hingga tiga kali lipat, apabila didukung dengan peralatan yang lebih.

Dia mengatakan, hasil tangkapan nelayan itu umumnya jenis ikan cakalang, tuna, dan ikan tongkol, serta ikan campuran.

"Hasil tangkapan nelayan ini, selain dikonsumsi masyarakat Baubau, juga produski ikan ini dipasarkan hingga luar Kota Baubau seperti Makassar (Sulawesi Selatan), Surabaya (Jawa Timur) dan Jakarta," ungkapnya.

Bahkan, lanjut dia, selain daerah itu,ikan tersebut juga dipasarkan hingga ke daerah Papua, yang tergantung pada permintaan dari daerah itu karena para pengusaha ikan di Baubau juga mempunyai jaringan sampai ke daerah-daerah lain.

Pewarta : Yusran
Editor : Laode Masrafi
Copyright © ANTARA 2024