Baubau (Antara News) - Harga kebutuhan sembilan bahan pokok (Sembako) di pasaran Kota Baubau cenderung mengalami penurunan pasca-Lebaran Haji 2016.

"Sampai hari ini, kondisi harga barang, seperti gula pasir, minyak goreng, terigu, telur, dan sayur-mayur, mengalami penurunan yang cukup signifikan," kata Kepala Bagian Ekonomi Setda Kota Baubau La Ode Ali Hasan di Baubau, Senin.

Gula pasir yang baru-baru ini didatangkan dari Makassar (Sulawesi Selatan) dan Surabaya (Jawa Timur) sekitar 400 ton memberikan dampak pada penurunan harga yang relatif cukup murah di pasaran.

Gula pasir yang diadakan Bulog itu, kata dia, untuk menetralisasi harga-harga yang ada di pasaran yang sebelumnya Rp18 ribu per kilogram, sekarang turun menjadi Rp15 ribu/kg sehingga harga gula ini sudah ada penurunan.

Menurut dia, harga tersebut diperkirakan masih mengalami penurunan karena target pemerintah sesuai dengan Instruksi Presiden bahwa harga gula yang dijual di pasaran sampai pada Rp12 ribu hingga Rp13 ribu/kg.

Hasan mengatakan bahwa barang sembako yang harganya masih stabil saat ini, seperti harga bawang merah dan bawang putih, masih bertahan sekitar Rp35 ribu/liter dan harga bawang putih Rp35 ribu/kg karena bahan pangan tersebut didatangkan dari luar daerah itu.

"Kami harapkan barang sembako di daerah ini bisa turun harganya sampai bulan Oktober 2016 karena sudah ada ketentuan Peraturan Menteri Perdagangan (Permendag) bahwa gula pasir, minyak goreng, terigu, beras, daging, dan semua jenis kebutuhan lain yang diatur berdasarkan kebutuhan masyarakat," ujarnya.

Kebutuhan sembako tersebut, lanjut dia, didukung para petani daerah itu. Misalnya, di Kecamatan Sorawolio dan Ngkaring-karing Kota Baubau serta Lasalimu Kabupaten Buton yang sudah mulai masa panen, seperti beras, tomat, lombok, dan bawang, sehingga kebutuhan bahan pangan tersebut selalu tersedia.

"Kondisi harga di pasaran yang sangat murah ini sehingga pemantauan Badan Statistik sampai hari ini Kota Baubau mengalami deflasi 0,27 persen. Mudah-mudahan pada bulan Oktober ke depan masih deflasi lagi," katanya.

Ia mengatakan bahwa Kota Baubau menjadi daerah pemantauan pemerintah pusat karena semua kebutuhan masyarakat Sultra berpusat di daerah itu.

Menurut dia, sebelum dan sesudah Iduladha 1437 Hijriah animo masyarakat di pasaran Kota Baubau sangat besar karena tidak hanya masyarakat daerah itu, termasuk daerah sekitar Baubau membeli kebutuhan sembako di daerah pemilik objek wisata sejarah Benteng Keraton terluas di dunia itu.

  Hasan juga mengatakan bahwa saat ini pedagang di pasaran sudah tanggap dengan kebutuhan masyarakat sehingga mereka menginginkan kalau musim-musim tertentu sudah menyiapkan bahan dagangan, termasuk sembako.

"Pedagang kita sudah tanggap dengan apa kebutuhan masyarakat. Seperti biasanya pasca-Iduladha banyak acara di tengah masyarakat, seperti kegiatan perkawinan atau acara lain, sehingga mereka sudah menyiapkan kebutuhan itu," katanya.

Namun, dia juga mengimbau para pedagang agar tidak melakukan penimbunan barang. Apabila ditemukan hal itu, akan diberikan sanksi hingga pencabutan izin usahanya.

Pewarta : Yusran
Editor : Laode Masrafi
Copyright © ANTARA 2024