Kuala Lumpur (ANTARA News) - Duta Besar RI untuk Malaysia Herman
Prayitno meminta LKBN Antara turut membantu sosialisasi kebijakan agar
TKI tidak tertipu calo dan agen.
Herman mengemukakan hal itu ketika memberikan sambutan serah terima jabatan Kepala LKBN Antara Biro Kuala Lumpur di KBRI Kuala Lumpur, Kamis.
Serah terima jabatan turut dihadiri Direktur Pemberitaan LKBN Antara, Aat Surya Syafaat, penasehat senior Antara, Saiful Hadi dan seluruh jajaran KBRI Kuala Lumpur.
"Pak Aulia Badar (kepala biro sebelumnya) sudah enam tahun bertugas di Kuala Lumpur. Pak Aulia sangat berdedikasi bahkan ikut membantu KBRI dalam menangani TKI," katanya.
Mantan KSAU itu mengatakan KBRI di Kuala Lumpur selama ini dijuluki "citizen services".
Namun demikian, ujar dia, pihaknya menganggap sektor politik, ekonomi dan perdagangan juga merupakan sektor penting apalagi Presiden Jokowi minta menggalakkan promosi.
"Kami setuju media bisa mengubah cacing jadi naga atau sebaliknya. Karena itu kami menunggu masukan untuk KBRI. Selama di Kuala Lumpur keluhan-keluhan tidak hilang walau terus diperbaiki," katanya.
Herman mengatakan saat ini di Malaysia terdapat 1,5 juta TKI ilegal dan 1,5 juta TKI legal.
"Kami berharap 1,5 juta TKI ilegal bisa menjadi legal. Namun Indonesia dan Malaysia punya aturan masing-masing," katanya.
Sementara itu Direktur Pemberitaan LKBN Antara, Aat Surya Syafaat mengatakan merupakan kebanggaan acara Sertijab bisa diselenggarakan di KBRI Kuala Lumpur.
"Antara berperan sebagai State PR dan goverment PR. Kami juga bertindak sebagai clearing house untuk meluruskan isu isu negatif yang berkembang," katanya.
Aat mengaku senang LKBN Antara di Kuala Lumpur ikut membantu penanganan SDM TKI seperti dengan membuat pelatihan Edukasi Untuk Bangsa dan memprakarsai pendirian Universitas Terbuka bagi TKI.
Serah terima jabatan Kepala Biro LKBN Antara Kuala Lumpur berlangsung dari Nurul Aulia Badar kepada Agus Setiawan.
Herman mengemukakan hal itu ketika memberikan sambutan serah terima jabatan Kepala LKBN Antara Biro Kuala Lumpur di KBRI Kuala Lumpur, Kamis.
Serah terima jabatan turut dihadiri Direktur Pemberitaan LKBN Antara, Aat Surya Syafaat, penasehat senior Antara, Saiful Hadi dan seluruh jajaran KBRI Kuala Lumpur.
"Pak Aulia Badar (kepala biro sebelumnya) sudah enam tahun bertugas di Kuala Lumpur. Pak Aulia sangat berdedikasi bahkan ikut membantu KBRI dalam menangani TKI," katanya.
Mantan KSAU itu mengatakan KBRI di Kuala Lumpur selama ini dijuluki "citizen services".
Namun demikian, ujar dia, pihaknya menganggap sektor politik, ekonomi dan perdagangan juga merupakan sektor penting apalagi Presiden Jokowi minta menggalakkan promosi.
"Kami setuju media bisa mengubah cacing jadi naga atau sebaliknya. Karena itu kami menunggu masukan untuk KBRI. Selama di Kuala Lumpur keluhan-keluhan tidak hilang walau terus diperbaiki," katanya.
Herman mengatakan saat ini di Malaysia terdapat 1,5 juta TKI ilegal dan 1,5 juta TKI legal.
"Kami berharap 1,5 juta TKI ilegal bisa menjadi legal. Namun Indonesia dan Malaysia punya aturan masing-masing," katanya.
Sementara itu Direktur Pemberitaan LKBN Antara, Aat Surya Syafaat mengatakan merupakan kebanggaan acara Sertijab bisa diselenggarakan di KBRI Kuala Lumpur.
"Antara berperan sebagai State PR dan goverment PR. Kami juga bertindak sebagai clearing house untuk meluruskan isu isu negatif yang berkembang," katanya.
Aat mengaku senang LKBN Antara di Kuala Lumpur ikut membantu penanganan SDM TKI seperti dengan membuat pelatihan Edukasi Untuk Bangsa dan memprakarsai pendirian Universitas Terbuka bagi TKI.
Serah terima jabatan Kepala Biro LKBN Antara Kuala Lumpur berlangsung dari Nurul Aulia Badar kepada Agus Setiawan.
Editor: Ruslan Burhani