Kendari (Antara News) - Komando Resor Militer 143 Haluoleo menjadikan bintara pembina desa (Babinsa) sebagai ujung tombak untuk mendeteksi dini pelaku teror yang meresahkan masyarakat.

Komandan Korem 143 Haluoleo Kol Inf Imanuel Ginting di Kendari, Senin, mengatakan setiap saat TNI memantau dan berkoordinasi dengan pihak lain dalam hal mencegah pelaku teror. "Wilayah Sultra yang berbatasan dengan Sulawesi Tengah yang diketahui sebagai salah satu daerah rawan teror dituntut siaga setiap saat dan sepanjang waktu," kata Immanuel.

Menurut dia ada kemungkinan anggota atau pengikut teroris Santoso masuk Sultra sehingga Korem 143 Haluoleo selalu berkoordinasi dengan satuan kewilayahan di Sulawesi Tengah.

Warga di Kabupaten Konawe Utara yang berbatasan dengan wilayah Pegunungan Morowali, Sulawesi Tengah, diminta peka terhadap oknum yang tidak dikenal. "Tentara mengharapkan kepekaan warga untuk melaporkan kehadiran seseorang atau kelompok yang tidak dikenal. Warga tidak boleh mengambil keputusan sendiri," katanya.

TNI juga mengimbau pengikut teroris Santoso untuk menyerahkan diri kepada aparat ataupun satuan tugas Tinombala.  "Warga jangan takut dengan kemungkinan pengikut Santoso masuk ke wilayah perbatasan Sultra, namun tetap waspada. Babinsa yang ada di desa-desa menjadi ujung tombak mendeteksi pelaku teror," ujarnya.

Pewarta : Sarjono
Editor :
Copyright © ANTARA 2024