Kendari (Antara News) - Kepala Kantor Wilayah Kementerian Agama Provinsi Sulawesi Tenggara Mohamad Ali Irfan memastikan tidak ada calon haji dari daerah itu yang tertahan di Filipina.

"Saya sudah mengontak pusat untuk memastikan informasi yang beredar termasuk rilis daerah jamaah yang tertahan tersebut. Dan berkoordinasi dengan beberapa Kakanwil di Sulawesi. Sejauh ini tidak ada jamaah asal Sultra," kata Ali Irfan di Kendari, Jumat.

Ia mengaku jamaah calon haji Sultra pasti melalui embarkasi yang sudha diatur untuk menunaikan ibadah haji. "Jadi seluruh jamaah haji asal Sultra pasti lewat prosedur yang jelas. Jamaah asal Sultra tidak ada yang berangkat melalui jalur-jalur seperti Malaysia, Filiphina dan Singapura," katanya.

Dia mengatakan, keberangkatan seluruh JCH Sultra dibagi atas tiga kloter, yakni tergabung dalam kloter 19 UPG, kloter 20 UPG dan kloter 21 UPG Makassar.

"Kloter pertama asal Sultra yang tergabung dalam kloter 19 UPG Makassar berangkat meninggalkan Kendari menuju Embarkasi Makassar pada 28 Agustus 2016. Setiap kloter ke embarkasih UPG Makassar, yakni Asrama Sudiang Makassar memiliki selang satu hari dan dimulai dari tanggal 28 Agustus dan berakhir pada tanggal 30 Agustus," katanya.

JCH Sultra yang tergabung dalam kloter 19 UPG berasal dari Kota Kendari, Kabupaten Konawe Selatan (Konsel), Kabupaten Konawe Utara (Konut), Kabupaten Buton Utara (Butur), dengan total jumlah 445 orang.

Kemudian JCH Sultra yang tergabung dalam Kloter 20 UPG berasal Kabupaten Kolaka Utara (Kolut), Kabupaten Buton, Kota Baubau dan Kabupaten Muna dengan peserta 445 orang. "Sedangkan JCH Sultra yang tergabung dalam klopter 21 UPG berasal dari Kabupaten Konawe Selatan, Kabupaten Kolaka, Kota Baubau dan Kabupaten Wakatobi dengan jumlah peserta 452 orang," katanya.

Jumlah keseluruhan JCH asal Sultra sebanyak 1.334 orang dengan lima orang pendamping di tiap kloter, satu ketua rombongan, satu orang pembimbing ibadah, satu orang dokter dan dua orang perawat.

Pewarta : Suparman
Editor :
Copyright © ANTARA 2024