Makassar (Antara News) - Kapolri Jenderal Pol Tito Karnavian menerima gelar kebangsawanan 'La Makkasau Daeng  Palallo' dari Dewan Adat Bone karena dianggap sebagai pemimpin yang berani dan amanah.

         "'La Makkasau Daeng  Palallo' berarti pemimpin dengan kemampuan yang tidak tertandingi, berani, dan amanah," kata Ketua Dewan Adat Bone Andi Baso Hamid saat menganugerahkan gelar itu di Markas Polda Sulawesi Selatan, Makassar, Selasa.

         Upacara penganugerahan gelar adat itu dilakukan sebelum Kapolri  bertolak ke Jakarta setelah menginap di Makassar selama dua hari dalam rangkaian kunjungan kerja di Sulawesi Selatan dan Sulawesi Barat.

         Turut hadir dalam penganugerahan gelar kebangsawanan adat Bone itu Bupati Bone Andi Fahsar Padjalangi didampingi Kapolda Sulsel Irjen Pol Anton Charliyan.

         Menurut Andi Baso Hamid, kata "La" itu kedudukannya lebih duluan dari kata Andi yang banyak digunakan para raja dan bangsawan di Bone sejak zaman kerajaan. Sedangkan "Makkasau" berarti manusia yang memiliki kepemimpinan menyeluruh, berani, dan amanah.

         "Gelar yang diberikan ini sesuai dengan rekam jejaknya selama ini, apalagi beliau adalah pemimpin tertinggi di Polri dengan usia yang cukup muda," katanya.

         Selain menerima gelar kehormatan itu, Kapolri Jenderal Pol Tito Karnavian juga membuka secara resmi kegiatan bakti sosial berupa operasi katarak dan bibir sumbing, serta kegiatan lainnya.

         Kapolri Jenderal Tito Karnavian dihadapan ratusan anak buahnya di Mapolda Sulawesi Selatan menyebut jika insiden penyerangan kantor Balai Kota Makassar oleh puluhan oknum polisi itu mencoreng nama baik 430 ribu anggota lainnya.

         "Bentrokannya terjadi di Makassar antara Satpol PP dan anggota Sabhara tapi dampaknya sangat besar secara nasional," katanya menjelaskan saat memberikan pengarahan di Mapolda Sulsel, Selasa.

         Jenderal Tito Karnavian mengatakan jumlah anggota polisi secara keseluruhan se-Indonesia itu sekitar 430 ribu orang dan dampak dari penyerangan kantor balai kota beberapa waktu lalu itu sangat berdampak.

         Karenanya, dia meminta kepada semua anggotanya itu agar insiden yang telah terjadi pada awal Agustus 2016 itu tidak lagi terulang dan menjadikan peristiwa kelam itu sebagai pelajaran.

         "Sayangnya 200 kebaikan anggota polisi seakan tidak dipedulikan dan satu keburukan yang terjadi itu langsung menjadi sorotan dan dampaknya bagi semua," katanya.

         Ia juga menegaskan jika insiden antara oknum anggota Sabhara Polda Sulsel dan Satpol PP Makassar itu bukanlah perseteruan antarlembaga atau institusi karena dilakukan hanya orang perorang dengan ego individual.

         Selain itu, dalam arahannya juga Tito mengaku senang dengan capaian yang dilakukan Polda Sulsel di bawah kepemimpinan Irjen Anton Charliyan dalam enam bulan terakhir.

         "Saya sangat bangga terhadap Polda Sulsel, ini tentunya pimpinannya Pak Anton yang ulet dalam mengarahkan anggotanya, Polda Sulsel beda dengan polda lain," katanya.

         Menurut Tito, Anton adalah seorang yang kreatif, inovatif dan mempunyai satu keunggulan dalam membangun dan mengembangkan suatu organisasi.

         "Keunggulan beliau adalah cepat dan tanggap dalam memahami sesuatu, makanya yang bedakan Polda Sulsel dengan polda yang lain adalah cepat jalankan program polri," lanjutnya.

Pewarta : Muh Hasanuddin
Editor : Laode Masrafi
Copyright © ANTARA 2024