Manokwari (Antara News) - Pemerintah Kabupaten Manokwari, Papua Barat mengharapkan para sarjana pertanian di daerah tersebut turun ke sawah untuk menggarap lahan pertanian bersama masyarakat.

          Kepala Dinas Pertanian Perkebunan dan Peternakan Manokwari Kukuh Saptoyudo di Manokwari, Rabu, mengatakan jumlah petani di daerah ini terus berkurang. Akibatnya, semakin banyak lahan sawah yang tidak digarap.

          Dia menyebutkan, lahan pertanian padi sawah di Manokwari terpusat di wilayah Distrik Prafi, Masni dan Sidey. Petani di daerah ini didominasi warga transmigrasi yang didatangkan dari wilayah Jawa dan Nusa Tenggara Timur.

          "Seiring berjalannya waktu, para orang tua yang dulu fokus pada pertanian mulai berkurang karena faktor usia. Sementara generasi muda tidak banyak yang berminat menggarap sawah. Para Sarjana Pertanian di tiga distrik ini semestinya bisa terlibat untuk menggarap sawah," katanya.

          Dia menjelaskan, tahun ini pemerintah kabupaten Manokwari bersama Kodim 1703/Manokwari melalui program Percetakan Sawah dari pemerintah pusat membuka lahan seluas 640 hektare untuk sawah baru. Ia meyakini, ke depan program ini akan terus berlangsung.

          Program percetakan sawah di Manokwari terpusat di Distrik Prafi, Masni dan Sidey. Di Distrik Prafi lahan dari cetak sawah baru sudah mulai ditanam.

          Selain mengucurkan anggaran untuk membuka lahan baru, Kementerian Pertanian pun menyalurkan bantuan alat pertanian seperti mesin bajak sawah, mesin tanam padi dan mesin pemanen.

          Menurut dia, pelibatan sarjana pertanian di tiga distrik tersebut akan sangat membantu daerah untuk meningkatkan program swasembada pangan.

          Pelaksana Tugas Kepala Dinas Tanaman Pangan dan Holtikultura Papua Barat Agus Setyanto mengatakan program cetak sawah dilaksanakan di 11 kabupaten Papua Barat.

          Program cetak sawah di Papua Barat  melibatkan TNI AD di wilayah Masing-masing.  Ia yakin, program ini mampu meningkatkan produksi beras pada musim panen kedua tahun 2016.

Pewarta : Toyiban
Editor :
Copyright © ANTARA 2024