Malaka (Antara News) - Panglima Divisi (Pangdiv) Infanteri I/Kostrad Mayjen TNI Sudirman meminta Satuan Tugas Pengamanan Perbatasan RI-Timor Leste dari Yonif Raider 321/Galuh Taruna agar menghindari sejauh mungkin perbuatan melanggar hukum saat menjalankan tugas negara di tapal batas.

        "Saya berharap para prajurit yang bertugas di Pos Lintas Batas Negara (PLBN) Motamasin di Kabupaten Malaka, Nusa Tenggara Timur tidak melakukan perbuatan melanggar hukum selama menjalankan tugas di tapal batas negara," katanya ketika berdialog dengan para prajurit di pos tersebut, Jumat.

        Yonif Raider 321/Galuh Taruna Kostrad yang bermarkas di Majalengka, Jawa Barat itu baru lima hari menjalankan tugas pengamanan perbatasan menggantikan Yonif 725/Woroagi dari Kendari, Sulawesi Tenggara.

        Divisi Infanteri 1/Kostrad merupakan satuan di bawah jajaran Kostrad yang memiliki tugas pokok membina kesiapan operasional satuan-satuan tempur di bawah komandonya agar senantiasa siap dihadapkan kepada kemungkinan pelaksanaan tugas pada tingkat strategis.

        Pembentukan Divisi 1 Kostrad ini diawali dari kebutuhan terhadap satuan yang berkemampuan Lintas Udara untuk melaksanakan tugas pembebasan Irian Barat pada saat itu.

        Pada akhir tahun 1965, berdasarkan Keputusan Men/Pangab Nomor : Kep-1453/12/1965 tanggal 22 Desember 1965, Markas Komando Tempur Lintas Udara (Makopur Linud), berubah kedudukannya di Cilodong, Jawa Barat.

        Dan, tanggal 22 Desember 1965 inilah yang kemudian ditetapkan sebagai hari lahirnya Kopur Linud yang kemudian ditetapkan sebagai hari lahirnya Divisi Infanteri 1 Kostrad.

        Mayjen TNI Sudirman merupakan Panglima Divisi Infanteri I Kostrad yang ke-40 sejak 2015. Pangdiv Infanteri I Kostrad pertama dipimpin oleh Brigjen TNI Wijoyo Suyono (1965-1966).

        Jenderal berbintang dua yang didampingi Komandan Korem 161/Wirasakti Kupang Brigjen TNI Heri Wiranto itu juga mengunjungi Markas Komando Satgas Pamtas RI-RDTL sektor barat di Napan, Kabupaten Timor Tengah Utara yang berbatasan langsung dengan wilayah kantung (enclave) Timor Leste, Oecusse.

        Pangdiv Infanteri I Kostrad itu juga meninjau pos perbatasan di Oepoli, Kecamatan Amfoang Timur, Kabupaten Kupang yang juga berbatasan langsung dengan wilayah kantung Timor Leste, Oecusse.

        "Semua pasukan Kostrad ada 350 prajurit. Jaga teman-temannya, saling mengingatkan selama bertugas di wilayah perbatasan. Kalau datang 350 orang, pulang juga harus 350 orang," katanya menegaskan.

        Ia juga meminta agar walaupun pasukan tersebut baru bertugas selama lima hari di perbatasan, tetapi harus sudah menjalin kerja sama dengan instansi terkait, mulai dari Imigrasi, Bea Cukai, Polri serta instansi lain mengingat PLBN Motamasin merupakan pos yang menjadi pintu masuk kedua negara, setelah Mota Ain di Kabupaten Belu.

        Komandan Korem 161/Wirasakti Kupang Brigjen TNI Heri Wiranto juga mengharapkan agar pasukan yang baru bertugas tersebut bisa menjaga keamanan dengan baik dan jangan tergiur dengan berbagai aktivitas liar yang melanggar hukum, seperti penyelundupan dan sejenisnya.

        "Kalian masih baru. Untuk awal-awal saya yakin kalian masih kokoh dengan pendirian, tetapi jika sudah beberapa bulan ke depan kalau ada tawaran atau ajakan yang berkaitan dengan pelanggaran hukum jangan diikuti," tuturnya.

        Ia menambahkan, untuk wilayah PLBN Motamasin ada tiga jalan tikus yang harus diwaspadai agar tidak terjadi penyelundupan barang-barang baik dari Indonesia maupun Timor Leste.

        Pangdiv Sudirman dan Danrem juga dalam kunjungan ke PLBN Motamasin menyempatkan diri untuk bersilatuhrahmi dengan kepala Polisi Timor Leste yang berjaga di pos lintas batas Timor Leste.

Pewarta : Kornelis Kaha
Editor : Laode Masrafi
Copyright © ANTARA 2024