Kendari (Antara News) - Aktivitas di Pelabuhan Perikanan Samuda (PPS) Kendari, Sulawesi Tenggara (Sultra) selama sepekan terakhir di bulan Ramadhan 1437 hijriah mulai ramai dengan hasil tangkapan nelayan yang meningkat, sehingga diharapkan dapat mempengaruhi  penurunan harga di tingkat penjual ikan di pasaran.

"Harapan kami, kenaikan harga ikan yang cukup menonjol akhir-akhir ini bisa mulai turun karena nelayan tangkap yang melaut pun sudah memperoleh ikan yang cukup memadai dibanding sebelumnya," kata Kepala Bidang Tata Kelola dan Pelayanan Usaha PPS Kendari, Budi Utomo di Kendari, Senin.

Tanpa menyebut volume hasil tangkapan ikan yang setiap saat dibongkar di kawasan PPS Kendari, namun Budi mengatakan, bahwa apa yang nampak dibongkar di PPS Kendari itu hanya sebagian kecil saja karena proses transaksi jual beli ikan nelayan itu dilakukan di pusat pelelangan ikan (PPI) Kendari.

"Yang diturunkan di PPS ini, hanya rata-rata antara pemilik kapan dengan perusahaan yang menampung dan mengelola ikan jenis tertentu seperti ikan cakalang, gurita dan ikan lajang untuk kebutuhan ekspor dan antarpulau," ujaranya.

Hasil pantauan di kawasan PPS Kendari, puluhan bahkan mencapai ratusan kapal penangkap ikan (kapal putih) dengan rata-rata berkemampuan 35-150 GT, setiap hari melakukan proses bongkar muat ikan dan sebagaian membeli bahan bakar minyak (solar) untuk melaut.

Meskipun hasil tangkapan nelayan sudah mulai meningkat, namun harga ikan dari berbagai jenis masih tetap dalam harga yang tinggi.

Harga ikan cakalang dan ekor kuning misalnya masih di jual Rp35.000-Rp40.000 per kg, ikan ruma-ruma Rp40.000-Rp50.000 per kg dan ikan rambe Rp35.000 per kg.

Selain harga ikan segar masih tinggi, juga ikan asin (ikan kering) masih mengalami lonjakan yang cukup tinggi. Harga ikan sunu super masih dijual dengan kisaran Rp75.000-Rp85.000 per kg, ikan teri biasa Rp45.000-Rp50.000 per kg dan ikan katamba dan sejeninsya antara Rp45.000-Rp60.000 per kg.

Pewarta : Azis Senong
Editor :
Copyright © ANTARA 2024