Jayapura (Antara News) - Manajemen PLN Wilayah Papua dan Papua Barat (WP2B) mendatangkan suku cadang dari China untuk memperbaiki PLTA Orya yang kini sedang mengalami gangguan.
"Alat tersebut rencananya tiba hari ini (Senin,16/5) di Jayapura, setelah terlebih dulu tiba di Jakarta," ucap Manager Sektor Pembangkitan PLN WP2B, Paul Kiring Kaloh di Jayapura, Senin.
Ia mengungkapkan bahwa tidak hanya suku cadang dari China, PLN WP2B juga akan meminta tambah tim teknis agar ke depan PLTA Orya tidak lagi mengalami gangguan. "Kami juga akan meminta bantuan tim kontrol dari Jawa untuk membantu pihaknya melakukan pengecekan terhadap sistem kontrol PLTA," kata dia.
Paul menjelaskan pasokan listrik dari PLTA Orya kini sangat penting bagi kehandalan sistem Kelistrikan Jayapura karena suplai daya yang dihasilkan melalui dua pembangkit sebesar 20 MW, sementara karena kerusakan pada salah satu mesin maka hanya 10 MW yang bisa dihasilkan. "Apabila nantinya dua unit PLTA sudah beroperasi, diharapkan tidak ada lagi pemadaman bergilir di Jayapura," ujarnya lagi.
Sebelumnya, General Manager PLN WP2B Yohanes Sukrislismono mengatakan pihaknya mengagendakan pembangunan penyaring pasir di Sungai Orya yang menjadi materi utama bagi PLTA Orya, Genyem, Kabupaten Jayapura.
Menurutnya, keadaan air di Sungai Orya sudah sangat berbeda ketika dilakukan survey pembangunan PLTA. Kini banyak material yang ikut masuk ke dalam turbin pembangkit. "Jadi pembangunan PLTA butuh 8 tahun pembangunan, waktu itu jernih airnya, saya tidak tau kenapa setelah setahun yang keluar lebih banyak pasir dan lumpur," ujarnya.
"Alat tersebut rencananya tiba hari ini (Senin,16/5) di Jayapura, setelah terlebih dulu tiba di Jakarta," ucap Manager Sektor Pembangkitan PLN WP2B, Paul Kiring Kaloh di Jayapura, Senin.
Ia mengungkapkan bahwa tidak hanya suku cadang dari China, PLN WP2B juga akan meminta tambah tim teknis agar ke depan PLTA Orya tidak lagi mengalami gangguan. "Kami juga akan meminta bantuan tim kontrol dari Jawa untuk membantu pihaknya melakukan pengecekan terhadap sistem kontrol PLTA," kata dia.
Paul menjelaskan pasokan listrik dari PLTA Orya kini sangat penting bagi kehandalan sistem Kelistrikan Jayapura karena suplai daya yang dihasilkan melalui dua pembangkit sebesar 20 MW, sementara karena kerusakan pada salah satu mesin maka hanya 10 MW yang bisa dihasilkan. "Apabila nantinya dua unit PLTA sudah beroperasi, diharapkan tidak ada lagi pemadaman bergilir di Jayapura," ujarnya lagi.
Sebelumnya, General Manager PLN WP2B Yohanes Sukrislismono mengatakan pihaknya mengagendakan pembangunan penyaring pasir di Sungai Orya yang menjadi materi utama bagi PLTA Orya, Genyem, Kabupaten Jayapura.
Menurutnya, keadaan air di Sungai Orya sudah sangat berbeda ketika dilakukan survey pembangunan PLTA. Kini banyak material yang ikut masuk ke dalam turbin pembangkit. "Jadi pembangunan PLTA butuh 8 tahun pembangunan, waktu itu jernih airnya, saya tidak tau kenapa setelah setahun yang keluar lebih banyak pasir dan lumpur," ujarnya.