London (Antara News) - Hanya dalam waktu dua hari berkunjung  di Kerajaan Inggris, Presiden RI Joko Widodo (Jokowi) berhasil mengaet 14 investor Inggris yang akan menanamkan modalnya di Indonesia.

         Investasi pemodal Negeri Ratu Elisabeth itu mencapai 19 miliar dolar AS dalam berbagai bidang dan tersebar di beberapa daerah di Tanah Air.

         Usai acara seminar yang digelar BKPM dan Kementerian Perdagangan yang dihadiri Presiden Jokowi dan dilanjutkan dengan "one to one meeting", sebanyak 14 perusahaan Inggris itu pun langsung menandatangani nota kesepahaman atau "MoU" untuk ikut membangun di Indonesia.

         Salah satu investor Inggris, Chairman & CEO SBS Grup, Michael J. Spencer kepada Antara London, Rabu mengakui acara Forum bisnis yang diadakan BKPM di London Mandarin Oriental Hotel adalah acara yang sangat profesional, terorganisasi mencapai hasil yang diinginkan.

         Dalam acara forum bisnis, SBS salah satu 14 perusahaan yang ikut menandatangani kesepakatan untuk berinvestasi di bidang Pembangkit Listrik Tenaga Ombak (tidal stream power) di Lombok, Sumbawa dan Bali, tepatnya di selat Alas, selat Lombok, selat Badung dengan total investasi 1,902 miliar dolar AS rencana kapasitas 150 MW.

         Menteri Thomas Lembong kepada Antara London, mengatakan jumlah investasi yang disepakati selama dua hari itu total mencapai 19 miliar dollar AS.

         Hal ini tidak lepas dari dampak pidato Presiden Jokowi di Parlemen yang spektakuler dan di forum bisnis yang sangat pragmatis serta apa adanya.

         Dikatakan hal ini berhasil memulihkan kepercayaan investor dan pelaku bisnis di Inggris yang ingin menanamkan modalnya di Indonesia. Tidak lah berlebihan bila pengusaha di Inggris langsung jatuh hati kepada Presiden Jokowi yang mengemari musik cadas asal Inggris.

         Hal ini diakui pengusaha Inggris Michael J. Spencer, apa yang disampaikan Presiden Jokowi mempunyai dampak positif pada perusahaan Inggris yang tertarik berinvestasi di Indonesia.

         Ia menuturkan bahwa suatu kehormatan bagi SBS menandatangani MoU dengan mitra Indonesia untuk pengembangan lebih lanjut konstruksi dan "commissioning" kekuatan energi laut skala komersial generasi pertama untuk Indonesia.

         Ke-14 Pengusaha Inggris yang berinvestasi di Indonesia itu adalah Jardine Matheson dengan nilai 7,5 miliar dolar AS itu akam digunakan untuk perluasan investasi Jardine di sektor infrastruktur, otomotif, jasa finansial, retail, consumer dan properti dalam 5 tahun ke depan.

         Pada jasa keuangan HSBC, Corporate Action Plan pengintegrasian HSBC ke dalam PT. Bank Ekonomi Raharja, Tbk telah dicatat dalam data pengawasan OJK untuk dilakukan pemantauan dengan investasi sebesar 1,2 miliar dolar AS.

         Selain itu Unilever, untuk rencana perluasan investasi PT. Unilever Indonesia Tbk dalam lima tahun dengan nilai investasi 500 juta dolar AS.

         British Petroleum (BP) yang saat ini BP Tangguh sedang dalam masa konstruksi Train tiga di proyek Tangguh, Teluk Bintuni, Papua Barat. Perizinan terkait proyek ini telah selesai dan saat ini BP sedang dalam tahap renegosiasi harga dengan PLN dengan investasi sebesar 8 miliar dolar AS.

         NV Vogt UK Limited, Perusahaan Inggris ini akan ber Investasi IPP PLTS 6 MW senilai Rp105 miliar di Bau-Bau, Buton Selatan, Sulawesi Tenggara, sebelumnya sudah menandatangani MoU dengan PLN untuk tahap pertama.

         Kali ini NV Vogt UK Limited melakukan penandatangan dengan PLN untuk mengembangkan pembangkit energi surya skala industri di seluruh Indonesia, terutama di pulau-pulau di mana listrik kurang dan tidak sepenuhnya terdistribusi.

         Pembangkit Listrik Tenaga Surya akan melayani utilitas dan sektor lain di Indonesia dengan dasar instalasi hingga 150 MWp dalam tiga tahun ke depan, dengan nilai investasi terkait sekitar 200 juta dolar AS.

         Perusahaan Inggris Nuovito, tertarik berinvestasi bidang pengelolaan dan pembuangan sampah berbahaya untuk menunjang sektor industri minyak dan gas. Penantangan komitmen investasi dalam jangka lima tahun dengan investasi sebesar 100 juta dolar AS.

         Di bidang farmasi, GlaxoSmith Kline (GSK) melakukan perluasan investasi PT. Sterlings Products Indonesia dan PT. SmithKline Beecham Pharmaceuticals (GSK) untuk produk scott emulsion di Bandung, ventolin, panadol dan sensodyne di Jakarta Utara dengan investasi sebesar 13,1 juta dolar AS.

         Sementara itu APRIL Group, melakukan MoU Kerja sama antara April Group dengan UK Roxcel Group untuk penjualan produk "pulp and paper" ke Inggris dengan investasi 12 juta dolar AS.

         Di bidang telekomunikasi, LycaMobile dan Nuansa Group berencana berinvestasi bidang telekomunikasi (wireless telecommunication) dengan nilai investasi sebesar 200 juta dolar AS.

         Investasi lainnya adalah Aggreko Energy Services Indonesia yang melakukan perluasan investasi sampai tahun 2018, termasuk konversi pembangkit listrik tenaga diesel (PLTD) ke PLTG (LNG) di Bintan dengan kapasitas 14,5 MW dengan jumlah investasi sebesar 35,5 juta dolar AS.

         Selain itu, dilakukan penandatangan MoU antara British Chamber of Commerce dan Britcham Indonesia dengan KADIN. SBS International Limited melakukan MoU Pembangkit Listrik Tenaga Ombak dengan total investasi sebesar 1,902 miliar dolar AS. Sebelumnya di Downing Street dilakukan penandatangan Garuda-Rolls Royce, MoU Kerja sama Perawatan Mesin Pesawat Terbang dengan nilai investasi sebesar 1,2 miliar dolar AS.

         Jumlah investasi yang disepakati selama dua hari itu total mencapai 19 miliar dolar AS, sedikit lebih rendah dari total nilai "business deals" pada saat Presiden RI ke Washington DC bulan Oktober 2015 adalah 20,25 miliar dolar AS.

         Inggris merupakan salah satu sumber investasi dunia. Menurut data Financial Times, investasi dari Inggris ke seluruh dunia pada tahun 2015 mencapai 229 miliar dolar AS, dari jumlah tersebut yang mengalir ke Indonesia kurang dari satun persen.

         Padahal, negara kerajaan itu banyak menanamkan modalnya ke AS, India dan Australia.

         Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal Franky Sibarani mengakui Inggris merupakan negara yang telah lama menjadi sumber investasi bagi Indonesia. Realisasi investasi dari Inggris tercatat 4,8 miliar dolar AS sejak 2010 dan menyerap 214 ribu tenaga kerja di Indonesia.

Pewarta : Zeynita Gibbons
Editor :
Copyright © ANTARA 2024