Kendari (Antara News) - Pemerintah Kabupaten Bombana hingga kini masing mengandalkan sektor pertanian dalam arti luas sebagai sektor unggulan di daerah itu.
Kadis Pertanian, Perkebunan dan Peternakan Bombana, Asis Fair di Kendari, Jumat mengatakan, areal pertanian padi sawah di Bombana saat ini mencapai hampir 12 ribu hektare, dan sekitar 40 persen merupakan areal irigasi teknis (bendengan), dan sisanya ada irigasi non teknis dan tadah hujan.
"Pengertian sawah irigasi non teknis itu, adalah tidak mengharapkan air dari saluran irigasi setiap saat namun menggunakan sumur dangkal dan bor. Sedangkan sawah tadah hujan memang hanya mengharapkan seluruh dari tadah hujan yang dikelola sekali dalam setahun," ujarnya.
Ia mengatakan, sektor pertanian dalam hal ini persawahan maka Bombana menjadi salah satu daerah produksi beras di Sultra setelah Kabupaten Konawe, Konawe Selatan, Kolaka dan Kolaka Timur.
Sementara di sektor perkebunan selain kakao, mete juga tanaman sela seperti jagung dan kacang tanah namun jumlah produksinya masih sangat terbatas.
Khusus sektor peternakan, kata mantan Kadis Capil dan KB itu mengatakan, dari produk hasil peternakan Sultra, Bombana masuk dalam urutan lima dari 17 kabupaten kota sebagai pemasok daging lokal maupun untuk antar provinsi khususnya ke Sulawesi Selatan.
Tanpa menyebut produksi ternak sapi yang tersebar pada 22 wilayah kecamatan di Bombana, namun mengatakan bahwa Bombana kini memiliki areal peternakan percontohan milik rakyat di wilayah kecamatan Rarowatu Utara.
"Ini semua menjadi potensi yang terus dikembangkan dalam rangka meningkatkan kesejahteraan rakyat dan mendorong perekonomian daerah," katanya.
Kadis Pertanian, Perkebunan dan Peternakan Bombana, Asis Fair di Kendari, Jumat mengatakan, areal pertanian padi sawah di Bombana saat ini mencapai hampir 12 ribu hektare, dan sekitar 40 persen merupakan areal irigasi teknis (bendengan), dan sisanya ada irigasi non teknis dan tadah hujan.
"Pengertian sawah irigasi non teknis itu, adalah tidak mengharapkan air dari saluran irigasi setiap saat namun menggunakan sumur dangkal dan bor. Sedangkan sawah tadah hujan memang hanya mengharapkan seluruh dari tadah hujan yang dikelola sekali dalam setahun," ujarnya.
Ia mengatakan, sektor pertanian dalam hal ini persawahan maka Bombana menjadi salah satu daerah produksi beras di Sultra setelah Kabupaten Konawe, Konawe Selatan, Kolaka dan Kolaka Timur.
Sementara di sektor perkebunan selain kakao, mete juga tanaman sela seperti jagung dan kacang tanah namun jumlah produksinya masih sangat terbatas.
Khusus sektor peternakan, kata mantan Kadis Capil dan KB itu mengatakan, dari produk hasil peternakan Sultra, Bombana masuk dalam urutan lima dari 17 kabupaten kota sebagai pemasok daging lokal maupun untuk antar provinsi khususnya ke Sulawesi Selatan.
Tanpa menyebut produksi ternak sapi yang tersebar pada 22 wilayah kecamatan di Bombana, namun mengatakan bahwa Bombana kini memiliki areal peternakan percontohan milik rakyat di wilayah kecamatan Rarowatu Utara.
"Ini semua menjadi potensi yang terus dikembangkan dalam rangka meningkatkan kesejahteraan rakyat dan mendorong perekonomian daerah," katanya.