Kendari (Antara News) - Meskipun Kota Kendari tidak termasuk wilayah yang sasaran gerhana matahari total namun warga larut dalam suasana haru.

Pantauan di Kendari, Rabu, warga setia menunggu informasi gerhana matahari melalui televisi di rumah masing-masing dan sesekali keluar rumah.

Anak-anak maupun orang dewasa berkelompok berbincang seputar posisi matahari dan bulan. Sesekali mengarahkan pandangan ke langit diselimuti rasa penasaran tentang apa yang terjadi.

"Mereka bercerita mengutip uraian pengamat di televisi bahwa gerhana terjadi saat matahari dan bulan berada dalam satu posisi. Mungkin seperti itu sehingga model matahari seperti bulan sabit," kata warga tersebut.

Para orang tua melarang anak-anaknya menatap ke arah matahari namun tidak diindahkan karena anak-anak saling mengajak keluar rumah.

Ibu-ibu yang sedang memasak mematikan kompor kemudian keluar rumah menyaksikan pancaran sinar matahari yang berangsur-angsur redup.

"Ya Allah hari ini gerhana matahari. Cuaca seperti mendung dan dingin terasa di kulit. Puluhan tahun lalu juga ada gerhana matahari tapi waktu itu saya masih sekolah SD," tutur Wana (41, seorang ibu rumah tangga.

Meskipun dibayang-bayangi perasaan cemas namun karena penasaran sehingga sesekali menatap ke arah matahari.

Ada warga memakai helm standar yang memakai pelindung kaca gelap memandang ke arah matahari. Ada pula yang menggunakan kaca mata gelap.

Antusias warga pun terjadi di pasar tradisional Anduonohu menyambut fenomena alam gerhana matahari.

"Tuhan Maha Kuasa. Gerhana matahari terjadi atas kehendak Allah. Indonesia sempurna atas kanuria Tuhan," ucap pedagang barang campuran H.Andi Muhammad (56).

Beragam cara warga untuk memenuhi keinginan memantau gerhana matahari, antara lain, memakai kaca mata gelap dan ada pula yang bertahan dalam mobil yang berpelindung gelap.

Ada pula warga yang mengisi air dalam wadah baskom plastik kemudian diletakan di ruang terbuka untuk mengitip posisi matahari. Sampai-sampai pedagang dan pembeli berdesakan mengerumuni baskom berisi air karena penasaran.

Pewarta : Sarjono
Editor : Laode Masrafi
Copyright © ANTARA 2024