Kendari (Antara News) - Meski gerhana matahari total tidak terjadi di Kota Kendari, namun warga yang bermukim di sejumlah perumahan tetap keluar rumah saat puncak gerhana terjadi di Kota Palu, Sulawesi Tengah, maupun di sejumlah daerah di Tanah Air.

Pantauan di komplek perumhan BTN Lepo-Lepo Indah, BTN Kendari Permai, Rabu, antusias anak-anak bersepeda keluar rumah dan sebagian ibu-ibu tidak ketinggalan menyaksikan suasana matahari dengan cahaya yang sedikit redup dari biasanya saat puncak gerhana matahari terjadi di Kota Palu antara pukul 08.00 Wita hingga puncaknya pada pukul 08.39 Wita.

Bahkan ada beberapa anak-anak memakai kaca mata hitam biasa dan sebagian lagi ada yang memakai lensa film negatif yang dipotong-potong dalam ukuran tertentu untuk digunakan saat puncak GMT di sejumlah daerah.

Namun dibalik semua itu, justru lebih banyak warga yang memilih tetap di dalam rumah sambil menonton siaran langsung di televisi saat detik-detik GMT terjadi dari Provinsi Bangka Belitung, Palembang, Ibu Kota Jakarta, Palu, Ternate dan Kalimantan.

Kepala Stasiun Geofisikan Kendari, Sulawesi Tenggara, Rosa Amelia saat dihubungi terpisah mengatakan, fenomena alam langka GMT yang terjadi di sejumlah provinsi di Tanah Air adalah hal yang luar biasa.

Khusus di Kota Kendari dan Sultra pada umumnya hanya nampak pada gerhana matahari sebagian (parsial). Artinya saat puncak GMT terjadi di Kota Palu di Sulawesi Tengah, pengamatan BMG Kendari hanya melakukan pengamatan khusus dengan peralatan sederhana berupa kamera, teropong (mikroskop) yang kemudian melalui vidio streaming yang dari Palu.

Ia mengatakan, di kantor BMG Kendari, sejak pukul 07.30 Wita hingga puncak GMT, puluhan warga berdatangan mulai dari mahasiswa, awak media dan beberapa aparat dari TNI-Polri yang sengaja datang untuk menonton bersama melalui layar yang dipancarkan melalui vidio streaming.

Pewarta : Azis Senong
Editor : Laode Masrafi
Copyright © ANTARA 2024