Jakarta (Antara News) - Ormas Islam Mathla'ul Anwar mengapresiasi kesiapan Pemerintah RI dalam penyelenggaraan Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) Luar Biasa Organisasi Kerja sama Islam (OKI) mengenai Palestina dan Al-Quds pada 6-7 Maret 2016.
"Kami mengapresiasi pemerintah yang bersedia menyelengarakan konferensi bagi penyelesaian masalah Palestina dan Al-Quds secara adil," kata Sekjen Mathla'ul Anwar Oke Setiadi kepada pers di Jakarta, Minggu.
Oke mengemukakan keterangan tersebut terkait kesediaan pemerintah dalam penyelenggaraan KTT Luar Biasa OKI di Jakarta pada 6 dan 7 Maret 2016 yang secara khusus membahas penyelesaian masalah Palestina dan Al-Quds Al-Sharif.
Sementara itu pemberitaan media massa internasional mengenai perjuangan bagi kemerdekaan Palestina hampir memudar belakangan ini, terutama karena adanya kemelut dan konflik di beberapa negara di Timur Tengah.
Sekjen Mathla'ul Anwar mengemukakan, kesediaan Pemerintah Indonesia untuk membantu perjuangan bagi pembebasan Palestina dan Al-Quds adalah sesuai dengan amanat pembukaan UUD 1945 yang menekankan pentingnya penghapusan penjajahan.
Ia lebih lanjut mengharapkan KTT Luar Biasa OKI akan menghasilkan keputusan yang bisa direalisasikan bagi terwujudnya negara Palestina yang merdeka, berdaulat, dan berkeadilan.
Oke juga menjelaskan, umat Islam dan Pemerintah Indonesia sangat dihormati oleh para pemimpin Palestina karena perhatiannya yang besar bagi kemerdekaan Palestina dan pembebasan Al-Quds.
Pemerintah Palestina juga sangat mengapresiasi rakyat Indonesia yang berhasil membangun rumah sakit di wilayah Gaza yang sampai sekarang masih diblokade tentara Zionis Israel.
"Dalam kaitan ini pula kami mendesak OKI agar mengusahakan segera dibukanya blokade terhadap wilyah Gaza, sehingga rakyat Palestina di daerah itu bisa melakukan aktivitas kemanusiaannya secara normal," tutur Sekjen dari Ormas Islam yang kini memiliki perwakilan pada lebih dari 20 provinsi di Indonesia itu.
Ia menambahkan, selain mendukung kemerdekaan Palestina, umat Islam secara lebih khusus mendesak pembebasan Masjid Al-Aqsha di wilayah Al-Quds dari cengkeraman tentara Zionis Israel.
Masjid Al-Aqsa adalah kiblat pertama umat Islam dan kawasan Al-Aqsha juga telah ditetapkan sebagai warisan dunia yang dilindungi Badan Perserikatan Bangsa Bangsa yang membidangi pendidikan, ilmu pengetahuan, dan kebudayaan (UNESCO).
Israel selama ini telah banyak melakukan tindakan rasisme dan Yahudisasi, mulai dari pembuatan terowongan di bawah Masjid Al-Aqsha, permukiman ilegal Zionis, dan pendirian sinagog Yahudi di kawasan masjid kedua yang paling bersejarah bagi umat Islam itu.
"Kami mengapresiasi pemerintah yang bersedia menyelengarakan konferensi bagi penyelesaian masalah Palestina dan Al-Quds secara adil," kata Sekjen Mathla'ul Anwar Oke Setiadi kepada pers di Jakarta, Minggu.
Oke mengemukakan keterangan tersebut terkait kesediaan pemerintah dalam penyelenggaraan KTT Luar Biasa OKI di Jakarta pada 6 dan 7 Maret 2016 yang secara khusus membahas penyelesaian masalah Palestina dan Al-Quds Al-Sharif.
Sementara itu pemberitaan media massa internasional mengenai perjuangan bagi kemerdekaan Palestina hampir memudar belakangan ini, terutama karena adanya kemelut dan konflik di beberapa negara di Timur Tengah.
Sekjen Mathla'ul Anwar mengemukakan, kesediaan Pemerintah Indonesia untuk membantu perjuangan bagi pembebasan Palestina dan Al-Quds adalah sesuai dengan amanat pembukaan UUD 1945 yang menekankan pentingnya penghapusan penjajahan.
Ia lebih lanjut mengharapkan KTT Luar Biasa OKI akan menghasilkan keputusan yang bisa direalisasikan bagi terwujudnya negara Palestina yang merdeka, berdaulat, dan berkeadilan.
Oke juga menjelaskan, umat Islam dan Pemerintah Indonesia sangat dihormati oleh para pemimpin Palestina karena perhatiannya yang besar bagi kemerdekaan Palestina dan pembebasan Al-Quds.
Pemerintah Palestina juga sangat mengapresiasi rakyat Indonesia yang berhasil membangun rumah sakit di wilayah Gaza yang sampai sekarang masih diblokade tentara Zionis Israel.
"Dalam kaitan ini pula kami mendesak OKI agar mengusahakan segera dibukanya blokade terhadap wilyah Gaza, sehingga rakyat Palestina di daerah itu bisa melakukan aktivitas kemanusiaannya secara normal," tutur Sekjen dari Ormas Islam yang kini memiliki perwakilan pada lebih dari 20 provinsi di Indonesia itu.
Ia menambahkan, selain mendukung kemerdekaan Palestina, umat Islam secara lebih khusus mendesak pembebasan Masjid Al-Aqsha di wilayah Al-Quds dari cengkeraman tentara Zionis Israel.
Masjid Al-Aqsa adalah kiblat pertama umat Islam dan kawasan Al-Aqsha juga telah ditetapkan sebagai warisan dunia yang dilindungi Badan Perserikatan Bangsa Bangsa yang membidangi pendidikan, ilmu pengetahuan, dan kebudayaan (UNESCO).
Israel selama ini telah banyak melakukan tindakan rasisme dan Yahudisasi, mulai dari pembuatan terowongan di bawah Masjid Al-Aqsha, permukiman ilegal Zionis, dan pendirian sinagog Yahudi di kawasan masjid kedua yang paling bersejarah bagi umat Islam itu.