Kendari  (Antara News) - Bupati Konawe, Sulawesi Tenggara (Sultra) Kery Saiful Konggoasa mengatakan menolak bila daerahnya dinyatakan salah satu daerah tertinggal berdasarkan penilaian kementerian/Kepala Badan Perencanaan Pembangunan Nasional (Bappenas).

"Saya tidak tahu dari sisi penilaian dari mana sehingga wilayah Kabupaten Konawe disebut sebagai salah satu dari tiga kabupaten di Sultra yang disebut daerah tertinggal," kata Kery, sesat menghadiri pelantikan dan pengambilan sumpah tiga bupati difinitif hasil Pilkada serentak desember 2015 itu di Kendari, Rabu.

Menurut politisi Partai Amanat Nasional Konawe itu, sebagai kabupaten induk yang sudah melahirkan tiga kabupaten otonomi baru yakni Konawe Selatan, Konawe Utara dan Konawe Kepulauan tidak memunafikkan bila dari sisi infrastruktur masih ada yang belum tercapai.

Namun, lanjut Kery, dari sisi pendapatan perkapita baik itu hasil pertanian maupun kesehatan masyarakat di daerahnya justru jauh lebih baik bila dibanding dengan kabupaten lain di Sultra bahakan di beberapa daerah di Indonesia.

Ia mencontohkan, hasil produksi pertanian dari dulunya hanya rata-rata hasil panen gabah kering hanya bermain antara 4,4 ton hingga 6,6 ton per hektarenya kini sudah mencapai 7 ton bahkan ada yang mencapai 9 ton per hektare.

"Itu baru sisi pertanian padi sawah, belum lagi produksi hasil perkebunan, sayuran dan buah-buahan dimana sekitar 50-60 persen yang dikonsumsi masyarakat di Kota Kendari dan daerah lain di Sultra merupakan produk dari petani Konawe," ujarnya.

Sementara dari sisi kesehatan, bahwa sejak dirinya menjadi bupati yang sudah menjelang tiga tahun terakhir, belum ada lapaoran masyarakatnya yang kategori busung lapar atau yang kelaparan.

"Rata-rata masyarakat saya sehat dan gemuk-gemuk," kata Kery seraya menambahkankan bahwa Konawe disebut sebagai salah satu daerah tertinggal tentu ada hikmah dibalik itu.

Hikmah dibalik itu, bahwa pada tahun 2016 telah mendapatkan bantuan pinjaman dari pemerintah pusat yang nilain mencapai lebih Rp200 miliar. Nilai bantuan tersebut pantastis untuk membangun berbagai sarana infrastruktur yang dinilai belum optimal.

Pewarta : Azis Senong
Editor : Sarjono
Copyright © ANTARA 2024