Kabaena (Antara News) - Mesin pembangkit listrik PLN Ranting di pulau Kabaena Kabupaten Bombana, Sulawesi Tenggara keropos, akibatnya dilakukan pemadaman bergilir yang telah berlangsung sejak Desember 2015.
Manajer Ranting PLTD Kabaena Maulana di Bombana, Minggu mengatakan, enam unit mesin pembangkit listrik yang ada, sudah keropos pada bagian `oring linear` (puring) sehingga daya yang ada tidak maksimal untuk memberikan penerangan kepada pelanggan.
"Kami telah membongkar enam unit mesin yang dilakukan oleh tim dari pihak PT Trackindo Makassar dan menemukan beberapa puringnya keropos," kata Maulana.
Menurut dia, pihaknya meminta kepada PLN Cabang Baubau untuk memeriksa kerusakan sejumlah mesin pembangkit yang ada di Kabaena.
"Hasil pemeriksaannya yaitu puring mesin harus diganti sebab selain keropos juga karena usia mesin tersebut sudah tua," imbuh Maulana.
Maulana menyebutkan dari enam unit mesin yang ada hanya satu yang usianya sekitar 11 tahun sementara lima unit mesin lainnya usianya berkisar 20 hingga 30 tahun.
Tanpa menyebut kapan kondisi listrik di Kabaena kembali normal, tetapi ia memaparkan bahwa pihaknya telah mengusulkan anggaran yang didalamnya terinci peralatan mesin yang tidak laik lagi digunakan.
"Kami hanya merinci peralatan mesin yang rusak disertai dengan jumlah anggarannya, kemudian kami usulkan ke PLN Cabang Baubau," imbuhnya.
Maulana membantah bahwa kerusakan mesin pembangkit disebabkan kecilnya daya dibanding jumlah pelanggan yang ada.
"Jumlah pelanggan di Kabaena saat ini mencapai lebih 2.000 dan kapasitas mesin jauh lebih besar sementara kebutuhan pelanggan hanya berkisar 1,3 mega wath," rincinya.
Manajer Ranting PLTD Kabaena Maulana di Bombana, Minggu mengatakan, enam unit mesin pembangkit listrik yang ada, sudah keropos pada bagian `oring linear` (puring) sehingga daya yang ada tidak maksimal untuk memberikan penerangan kepada pelanggan.
"Kami telah membongkar enam unit mesin yang dilakukan oleh tim dari pihak PT Trackindo Makassar dan menemukan beberapa puringnya keropos," kata Maulana.
Menurut dia, pihaknya meminta kepada PLN Cabang Baubau untuk memeriksa kerusakan sejumlah mesin pembangkit yang ada di Kabaena.
"Hasil pemeriksaannya yaitu puring mesin harus diganti sebab selain keropos juga karena usia mesin tersebut sudah tua," imbuh Maulana.
Maulana menyebutkan dari enam unit mesin yang ada hanya satu yang usianya sekitar 11 tahun sementara lima unit mesin lainnya usianya berkisar 20 hingga 30 tahun.
Tanpa menyebut kapan kondisi listrik di Kabaena kembali normal, tetapi ia memaparkan bahwa pihaknya telah mengusulkan anggaran yang didalamnya terinci peralatan mesin yang tidak laik lagi digunakan.
"Kami hanya merinci peralatan mesin yang rusak disertai dengan jumlah anggarannya, kemudian kami usulkan ke PLN Cabang Baubau," imbuhnya.
Maulana membantah bahwa kerusakan mesin pembangkit disebabkan kecilnya daya dibanding jumlah pelanggan yang ada.
"Jumlah pelanggan di Kabaena saat ini mencapai lebih 2.000 dan kapasitas mesin jauh lebih besar sementara kebutuhan pelanggan hanya berkisar 1,3 mega wath," rincinya.