Kendari  (Antara News) - Bupati Wakatobi Sulawesi Tenggara, Hugua akan memaparkan strategi membangun Wakatobi pada Focus Group Discustion (FGD) yang diselenggarakan oleh PWI Pusat dalam rangka Hari Pers Nasional di Mataran, Nusa Tenggara Barat.

"Berdasarkan undangan dari Panitia Hari Pers Nasional 2016, saya akan memaparkan strategi membangun Wakatobi di Mataram Minggu sore. Minggu pagi saya berangkiat ke Mataran," kata Hugua di Kendari, Sabtu.

Ia mengatakan, selama kurang lebih 12 tahun Wakatobi menjadi kabupaten Otonom Baru, sebagai bupati pertama dirinya telah meletakkan dasar membangun Wakatobi pada pendekatan budaya berbasis nilai-nilai kearifan tradisi lokal kemaritiman dan jaringan Internasional di kawasan segi tiga emas terumbu karang dunia.

Sebagai kabupaten yang letak georafisnya tepat berada di antara laut Banda dan Laut Floresserta berada di tengah-tengah pusat segi tiga karang dunia kata dia, Wakatobi memiliki keragaman hayati yang cukup tinggi.

Di alam bawah laut Wakatobi katanya, selain dihuni sebanyak 750 jenis terumbu karang, juga menjadi rumah bagi 942 jenis ikan dan berbagai biota lain lainnya.

"Kelestarian keanekaragaman hayati di alam bawah laut Wakatobi masih tetap terjaga hingga saat ini karena kekuataan budaya maritim masyarakat Wakatobi yang terus dipertahankan di tengah tantangan hidup masyarakat modern," katanya.

Menurut dia, dalam tradisi kearifan budaya lokal, masyarakat Wakatobi yang mengantungkan hidup dari hasil laut, tidak akan mengambil sesuatu dari alam sebelum memberikan seuatu kepada alam.

Masyarakat Wakatobi kata dia, sangat menyakini bila lebih dahulu memberikan sesuatu kepada alam, maka alam akan mengembalikan pemberian tersebut lebih banyak dari yang diberikan.

"Sebagai contoh menanam satu biji jagung di alam atau lahan, maka alam akan mengembalikan jahgung tersebut satu tongkol yang didalannya terdapat ratusan biji jagung," katanya.

Oleha keran kekuataan keyakinan budaya itulah ujarnya, maka kelestarian alam Wakatobi dengan keragaman hayatinya yang cukup tinggi masih tetap lestari dan akan terus lestari dari waktu ke waktu. 

Pewarta : Agus
Editor : Abdul Azis Senong
Copyright © ANTARA 2024