Jakarta (Antara News) - Presiden Joko Widodo (Jokowi) memimpin rapat terbatas membahas persiapan penyelenggaraan Moto GP 2017 dan Asian Games 2018 di Kantor Presiden Jakarta, Senin.

        "Pada rapat siang ini akan diulang lagi mengenai persiapan penyelenggaraan Asian Games XVIII 2018," kata Presiden Jokowi ketika membuka rapat tersebut.

        Hadir dalam rapat terbatas itu antara lain Seskab Pramono Anung, Menpora Imam Nahrawi, Menko PMK Puan Maharani, Menkeu Bambang Brodjonegoro, Menteri PPN/Kepala Bappenas Sofyan Djalil, Menkumham Yasonna Laoly.

        "Saya ingin kembali menanyakan terutama persiapan-persiapan venue dan juga penyelenggaraan," kata Presiden Jokowi.

        Presiden Jokowi mengatakan ratas juga membicarakan mengenai  kepercayaan yang diberikan kepada Indonesia untuk menjadi tuan rumah penyelenggaraan balap sepeda motor atau Grand Prix Sepeda Motor (Moto GP) 2017.

        "Itu yang akan kita bahas," kata Presiden Jokowi.


                                Prioritas Utama

        Kejuaraan empat tahunan yaitu Asian Games 2018 di Indonesia akan menjadi prioritas utama Komite Olahraga Nasional Indonesia (KONI) dibawah pimpinan kembali Tono Suratman dalam meningkatkan prestasi atlet dan pihaknya mengaku akan bekerja keras untuk mempersiapkannya.

        "Asian Games jadi prioritas tertinggi KONI masa bakti ini. Kami ingin kita sukses dalam hal penyelenggaraan juga prestasi. Urutannya prestasi harus naik," kata Ketua Umum KONI Pusat Tono Suratman di sela pengukuhan kepengurusan masa bakti 2015-2019 di Gedung Serba Guna Gelora Bung Karno, Jakarta, Senin.

        Menurut Tono Suratman, tidak ada pilihan lain untuk menyukseskan kejuaraan olahraga terbesar di Asia itu. Apalagi Indonesia akan menjadi tuan rumah. Pihaknya selaku lembaga yang menyiapkan atlet akan mendedikasikan pikiran dan tenaga untuk membina atlet demi meraih prestasi tertinggi.

        Guna menyiapkan atlet, kata dia, pihaknya mengaku tidak bisa sendiri. Namun, harus ada harmonisasi antara pemangku kepentingan olahraga nasional mulai dari pengurus besar cabang olahraga, Kemenpora, Komite Olimpiade Indonesia (KOI) hingga Satuan Pelaksana Program Indonesia Emas (Satlak Prima).

        "Kita tidak bisa sendiri. Kita harus kerja keras, cerdas, tuntas dan ikhlas. Harmonisasi dengan stakeholder olahraga yang lain juga harus dijaga sebaik-baiknya. Demi Merah Putih dan harkat martabat bangsa," kata Tono menambahkan.

        Pria yang kedua kalinya memimpin KONI itu menegaskan, demi menyukseskan program tidak hanya tergantung dari hubungan harmonis dengan pemangku kepentingan olahraga yang lain, namun juga adanya dedikasi yang tinggi oleh pengurus induk organisasi olahraga Indonesia itu sendiri.

        "Jadikan masa bakti ini wahana pengabdian keolahragaan bukan mencari kedudukan. Satukan tekad dan langkah untuk olahraga, bukan yang lain. Ikuti AD-ART dan putusan rapat dan musyawarah sebagai acuan langkah," kata mantan Ketua PB Ikasi itu.

        Tidak hanya Asian Games 2018, KONI dibawah pimpinan Tono Suratman juga akan memaksimalkan semua kejuaraan yang akan berlangsung dalam empat tahun kedepan.

       Menurut dia, tugas berat sudah menghadangnya karena ada beberapa kejuaraan yang harus disiapkan diantaranya PON 2016, Olimpiande 2016, PON Remaja 2017, SEA Games 2017 dan puncaknya Asian Games 2018.

        Demi menyukseskan semua kejuaraan tersebut pihaknya juga akan membantu semua yang diinginkan Satlak Prima termasuk dalam menentukan pelatih asing. Apalagi KONI Pusat juga sudah melakukan kerjasama dengan Korea Selatan.

        "Mereka (Korea) ingin memberikan pelatih cabang olahraga yang dipertandingkan di olimpiade misalnya taekwondo, judo, badminton, panahan dan gulat," kata pria dengan pangkat terakhir Mayor Jenderal TNI AD itu.

Pewarta : Agus Salim
Editor : Laode Masrafi
Copyright © ANTARA 2024