Kendari (Antara News) - Anggota Komite II Dewan Perwakilan Daerah (DPD) RI, Wa Ode Hamsina Bolu berjanji akan memperjuangkan adanya gerakan nasional untuk pengembangan komoditas jambu mete di Provinsi Sulawesi Tenggara (Sultra).
"Pada dasarnya komoditi jambu mete yang terbaik di Indonesia berasal dari Sultra, maka dari itu kami selaku perwakilan dari daerah ini akan memperjuangkan agar ada program pengembangannya," kata Hamsina Bolu di Kendari, Senin.
Ia menambahkan, dengan adanya program pengembangan terhadap komoditas tersebut, diharapkan dapat meningkatkan pendapatan asli daerah (PAD) mengingat jambu mete merupakan salah satu komoditas andalan ekspor.
Menurut dia, untuk pengembangan komoditas jambu mete, kondisi alam di Sultra memenuhi syarat. Selain itu melalui pengembangan mete juga akan meningkatkan pendapatan masyarakat petani.
"Komoditas andalan perkebunan di Sultra, banyak, sekarang Kakao sudah mulai dikembangkan, tinggal kita mempresur lagi komoditas-komoditas lainnya untuk dikembangkan, agar petani juga dapat merasakan manfaatnya," ujar Hamsina.
Sementara itu, Kepala Dinas Perkebunan dan Hortikultura Pemprov Sultra, Bambang mengatakan pengembangan mete di Sultra memerlukan strategi dan kebijakan pemerintah untuk membangkitkan sentra-sentra produksi dari komoditi tersebut.
"Kendala yang kita hadapi dalam pengembangan mete di antaranya proses distribusi pemasaran, kualitas yang bervariasi, SDM petani yang masih terbatas, perawatannya masih tradisional dan belum terintegrasinya sentra produksi dan sentra pengolahannya," ujarnya.
Ia menambahkan, untuk mengembangkan komoditas perkebunan yang salah satunya adalah jambu mete pihaknya juga mengaku masih terkendala minimnya dana yang dikucurkan oleh pemerintah pusat dalam meningkatkan produktivitas dari komoditi perkebunan secara keseluruhan.
"Kami berharap adanya tambahan dana dari pemerintah pusat bagi pengembangan komoditi perkebunan yang selama ini menjadi penambah devisa," ujarnya.
Untuk diketahui komoditas andalan perkebunan dan hortikultura di Sulawesi Tenggara yakni kakao, jambu mete, lada putih/lada hitam, cengkih, kelapa/kopra, aren, kopi robusta, sagu, pala bulat, kemiri, ketumbar, pinang, asam jawa, jahe, kunyit api, kunyit putih, lengkuas, temulawak, temu ireng, bengkoang dan kencur.
"Pada dasarnya komoditi jambu mete yang terbaik di Indonesia berasal dari Sultra, maka dari itu kami selaku perwakilan dari daerah ini akan memperjuangkan agar ada program pengembangannya," kata Hamsina Bolu di Kendari, Senin.
Ia menambahkan, dengan adanya program pengembangan terhadap komoditas tersebut, diharapkan dapat meningkatkan pendapatan asli daerah (PAD) mengingat jambu mete merupakan salah satu komoditas andalan ekspor.
Menurut dia, untuk pengembangan komoditas jambu mete, kondisi alam di Sultra memenuhi syarat. Selain itu melalui pengembangan mete juga akan meningkatkan pendapatan masyarakat petani.
"Komoditas andalan perkebunan di Sultra, banyak, sekarang Kakao sudah mulai dikembangkan, tinggal kita mempresur lagi komoditas-komoditas lainnya untuk dikembangkan, agar petani juga dapat merasakan manfaatnya," ujar Hamsina.
Sementara itu, Kepala Dinas Perkebunan dan Hortikultura Pemprov Sultra, Bambang mengatakan pengembangan mete di Sultra memerlukan strategi dan kebijakan pemerintah untuk membangkitkan sentra-sentra produksi dari komoditi tersebut.
"Kendala yang kita hadapi dalam pengembangan mete di antaranya proses distribusi pemasaran, kualitas yang bervariasi, SDM petani yang masih terbatas, perawatannya masih tradisional dan belum terintegrasinya sentra produksi dan sentra pengolahannya," ujarnya.
Ia menambahkan, untuk mengembangkan komoditas perkebunan yang salah satunya adalah jambu mete pihaknya juga mengaku masih terkendala minimnya dana yang dikucurkan oleh pemerintah pusat dalam meningkatkan produktivitas dari komoditi perkebunan secara keseluruhan.
"Kami berharap adanya tambahan dana dari pemerintah pusat bagi pengembangan komoditi perkebunan yang selama ini menjadi penambah devisa," ujarnya.
Untuk diketahui komoditas andalan perkebunan dan hortikultura di Sulawesi Tenggara yakni kakao, jambu mete, lada putih/lada hitam, cengkih, kelapa/kopra, aren, kopi robusta, sagu, pala bulat, kemiri, ketumbar, pinang, asam jawa, jahe, kunyit api, kunyit putih, lengkuas, temulawak, temu ireng, bengkoang dan kencur.