Manado (Antara News) - Penjabat Gubernur Sulawesi Utara Soni Sumarsono meminta Perum Bulog Divre Sulut bisa membeli komoditas non beras, untuk menjaga kestabilan inflasi yang sering dipicu oleh bahan makanan.

        "Saya minta Perum Bulog juga dapat membeli dan menyimpan sejumlah komoditas lain selain beras, untuk menjaga harga tetap stabil dan terkendali," kata Soni usai Annual Meeting Tim Pengendali Inflasi Daerah (TPID) Sulut tahun 2015 di Kantor BI Sulut di Manado, Senin.

        Dikatakan Bulog tidak ada salahnya melakukan intervensi di luar beras, dengan demikian diharapkan komoditas lainnya bisa stabil.

        Dia mencontohkan seperti cabai rawit yang sering sekali memicu angka inflasi harus dikendalikan untuk menjaga kestabilan, karena memengaruhi pertumbuhan ekonomi.

        "Oleh karena itu, inflasi harus dapat dikendalikan," katanya.

        Untuk lebih menstabilkan inflasi harus diambil langkah-langkah yang tepat, seperti harus ada sistem informasi  dan dilakukan intervensi pasar oleh pemerintah.

         "Sehingga TPID tidak hanya memotret inflasi saja, melainkan juga memiliki peran yang lebih besar lagi," katanya.

        Kepala Kantor Perwakilan BI Sulut Peter Jacobs mengatakan Bank Indonesia meminta kepada Bulog Divisi Regional (Divre) Sulut untuk ikut membeli komoditas non beras. Hal ini karena untuk menjaga kestabilan harga dan pasokan untuk komoditas strategis lainnya.

        "Apalagi Presiden Jokowi pada saat rapat TPID nasional beberapa waktu lalu telah meminta kepada Bulog untuk masuk ke komoditas lainnya diluar beras," ujarnya.

        Menurut dia dengan demikian diharapkan harga komoditas strategis lainnya seperti cabai rawit bisa lebih stabil, sehingga inflasi bisa dikendalikan. Selama ini Bulog melakukan intervensi terhadap beras, hal ini membuat harga bahan pokok tersebut stabil.

        "Inflasi yang rendah dan stabi sangat penting untuk dicapai, sebab merupakan prasyarat bagi pertumbuhan ekonomi yang berkesinambungan dan berkualitas dalam rangka peningkatkan kesejahteraan masyarakat," tuturnya.

        Selain itu inflasi yang rendah dan stabil akan berdampak positif kepada kondisi sosial ekonomi masyarakat melalui terjaganya daya beli. Inflasi yang rendah dan stabi juga kondusif bagi para pelaku ekonomi untuk mengambil keputuan dalam melakukan kegiatan ekonomi, melalui penciptaan kepastian kondisi perekonomian sehingga dalam hal ini mampu mendorong pertumbuhan ekonomi nasional.

        Mengingat pentingnya pengendalian inflasi ini, berdasarkan Undang-Undang Nomor 23 Tahun 1999 tentang Bank Indonesia sebagaimana telah diubah dengan Undang-Undang Nomor 6 Tahun 2000, Bank Indonesia diberikan mandat atau tugas pokok untuk mencapai dan memelihara kestabilan nilai rupiah.

        Selain itu, pengendalian inflasi secara nasional peru mendapat dukungan dari daerah. Ha ini mengingat inflasi nasional dibentuk oleh inflasi daerah, diluar Jakarta berkontribusi sebesar 77 persen yang merupakan hasil akumulasi dari inflasi 68 kota di Indonesia. Sedangkan penyebab inflasi daerah masih lebih dikarenakan oleh permasalahn dari sisi penawaran maka peran Pemda menjadi sangat krusial.

        Kepala Bulog Divre Sulut Sabarudin Amrullah mengungkapkan pada dasarnya pihaknya siap jika diberikan tugas untuk melakukan intervensi di luar beras. "Kami siap melakukannya," katanya.

Pewarta : Nancy Lynda Tigauw
Editor :
Copyright © ANTARA 2024