Kendari (Antara News) - Wakil Wali Kota Kendari, Sulawesi Tenggara, Musadar Mapasomba mengatakan peringatan hari pahlawan 10 November merupakan momentum untuk memupuk semangat patriotisme.
"Semangat patriotisme itu harus mulai dipupuk dari kalangan pemuda atau pelajar yang merupakan generasi penerus bangsa pada masa mendatang," kata Musadar Mapasomba di Kendari, Rabu.
Musadar mengaku sudah mengunjungi beberapa sekolah yang ada di Kota Kendari untuk sekedar menilai semangat patriotisme di kalangan pelajar.
"Kesimpulan dari kunjungan saya bahwa ternyata jiwa pahlawan dan patriot kepada pelajar sangat rendah. Kebanyakan jiwa anak kita di rumah dan sekolah terjebak pada hal-hal pragmatisme," kata Musadar.
Ia berharap semangat kepahlawanan pendahalu harus mengkristal dalam jiwa sanubari para pelajar atau generasi bangsa dan diinternalisasikan dalam kehidupan sehari-hari.
"Peringatan hari pahlawan ini sesungguhnya adalah napak tilas dari yang dilakukan sosok pemuda Bung Tomo saat itu yang berhasil membakar semangat jiwa pamuda di Surabaya," katanya.
Meskipun bangsa ini pernah dijajah kata Musadar, namun jiwa kepahlawanan tidak pernah menyerah kepada penjajah, karena di dada generasi bangsa mengalir darah pahlawan.
"Semangat patriotisme itu harus mulai dipupuk dari kalangan pemuda atau pelajar yang merupakan generasi penerus bangsa pada masa mendatang," kata Musadar Mapasomba di Kendari, Rabu.
Musadar mengaku sudah mengunjungi beberapa sekolah yang ada di Kota Kendari untuk sekedar menilai semangat patriotisme di kalangan pelajar.
"Kesimpulan dari kunjungan saya bahwa ternyata jiwa pahlawan dan patriot kepada pelajar sangat rendah. Kebanyakan jiwa anak kita di rumah dan sekolah terjebak pada hal-hal pragmatisme," kata Musadar.
Ia berharap semangat kepahlawanan pendahalu harus mengkristal dalam jiwa sanubari para pelajar atau generasi bangsa dan diinternalisasikan dalam kehidupan sehari-hari.
"Peringatan hari pahlawan ini sesungguhnya adalah napak tilas dari yang dilakukan sosok pemuda Bung Tomo saat itu yang berhasil membakar semangat jiwa pamuda di Surabaya," katanya.
Meskipun bangsa ini pernah dijajah kata Musadar, namun jiwa kepahlawanan tidak pernah menyerah kepada penjajah, karena di dada generasi bangsa mengalir darah pahlawan.