Kendari (Antara News) - Para perajin aluminium mengaku terganggu aktifitas produksinya akibat pemadaman listrik oleh Perusahaan Listrik Negara (PLN) di Kota Kendari.
"Kerena pemadaman listrik yang sering terjadi belakangan ini, terpaksa kami harus terlambat menyelesaikan pesanan konsumen," ujar seorang perajin aluminium, Misbah.
Ia menambahkan, sejak pemadaman listrik bergilir diberlakukan oleh PLN banyak pekerjaan yang menumpuk sebab tidak dapat diselesaikan sesuai target.
Menurutnya, hal tersebut juga berdampak pada penurunan omzet pendapatan sebab konsumen hanya akan membayar di saat barang pesanannya sudah jadi dan diantarkan ke alamat mereka.
Hal senada juga diutarakan oleh perajin aluminium lainnya Erwin Saleh yang mengatakan bahwa proses produksi furnitur dari aluminium sangat bergantung pada listrik.
"Semua alat-alat yang kami gunakan itu butuh listrik, jadi jika ada pemadaman maka secara otomatis produksi juga pasti akan terganggu,"ujarnya.
Ia menambahkan akibat pemadaman tersebut, satu mesin potong aluminium miliknya rusak dan tidak dapat dipergunakan lagi.
Kerusakan itu akibat listrik padam saat alat digunakan.
Pemadaman listrik tersebut juga dikeluhkan oleh perajin mebel Fudin yang mengatakan kondisi tersebut berdampak terhadap melambatnya peningkatan kinerja dan produksi dari usaha yang dijalankannya.
"Saya contohkan pembuatan lemari, biasanya bisa diselesaikan dalam waktu dua hari, sejak terjadinya pemadaman listrik bergilir ini satu buah lemari kita selesaikan tiga hingga empat hari. Ini kerugian buat kami," ujarnya.
"Kerena pemadaman listrik yang sering terjadi belakangan ini, terpaksa kami harus terlambat menyelesaikan pesanan konsumen," ujar seorang perajin aluminium, Misbah.
Ia menambahkan, sejak pemadaman listrik bergilir diberlakukan oleh PLN banyak pekerjaan yang menumpuk sebab tidak dapat diselesaikan sesuai target.
Menurutnya, hal tersebut juga berdampak pada penurunan omzet pendapatan sebab konsumen hanya akan membayar di saat barang pesanannya sudah jadi dan diantarkan ke alamat mereka.
Hal senada juga diutarakan oleh perajin aluminium lainnya Erwin Saleh yang mengatakan bahwa proses produksi furnitur dari aluminium sangat bergantung pada listrik.
"Semua alat-alat yang kami gunakan itu butuh listrik, jadi jika ada pemadaman maka secara otomatis produksi juga pasti akan terganggu,"ujarnya.
Ia menambahkan akibat pemadaman tersebut, satu mesin potong aluminium miliknya rusak dan tidak dapat dipergunakan lagi.
Kerusakan itu akibat listrik padam saat alat digunakan.
Pemadaman listrik tersebut juga dikeluhkan oleh perajin mebel Fudin yang mengatakan kondisi tersebut berdampak terhadap melambatnya peningkatan kinerja dan produksi dari usaha yang dijalankannya.
"Saya contohkan pembuatan lemari, biasanya bisa diselesaikan dalam waktu dua hari, sejak terjadinya pemadaman listrik bergilir ini satu buah lemari kita selesaikan tiga hingga empat hari. Ini kerugian buat kami," ujarnya.