Kendari (Antara News) - Pemerintah Kota Kendari mengaktifkan kembali operasional Pasar Purirano yang terletak di perbatasan Kendari dan Kabupaten Konawe.

Pasar Purirano dibangun tahun 2000 dan diresmikan tahun 2001 kemudian mati suri mulai 2003 hingga saat ini.

"Tujuan kita mengaktifkan kembali pasar ini dalam rangka menggerakan ekonomi masyarakat. Diharapkan pasar ini dapat dimanfaatkan dengan baik oleh warga sekitarnya sebagai tempat bertransaksi jual beli," kata Wali Kota Kendari, Asrun, saat memberikan sambutan, Sabtu.

Menurutnya, semua pasar tradisional di Kendari dilakukan pembenahan agar menjadi lebih representatif dan melahirkan rasa nyaman untuk pembeli dan penjual saat bertransaksi.

"Intinya saya ingin masyarakat Kendari memperoleh peluang untuk berusaha seluas luasnya melalui pasar," katanya.

Menurut Asrun, Pasar Purirano sangat strategis sebagai pasar penyangga di Kendari, tidak aktifnya selama ini disebabkan karena manajemen pengelolaan pasar yg belum optimal.

"Untuk itu saya minta PD Pasar Kendari agar lebih inovatif dalam kelola pasar ini. Tiap Sabtu Minggu buat ivent dan undang penjual obat atau ada musik yang bisa hibur masyarakat agar bisa memancing masyarakat datang berbelanja," katanya.

Pemerintah Kota Kendari, kata dia, terus mengembangkan dan memperbanyak pasar tradisional di daerah itu guna mengerakkan dan meningkatkan ekonomi masyarakat.
"Salah satu upaya yang kami lakukan dalam mendorong pergerakkan ekonomi dengan cara bangun pasat tradisional. Pembangunan pasar tradisional selama ini ditangani secara simultan di seluruh pasar yang ada di Kota Kendari," katanya.
Menurutnya, semua pasar tradisional yang ada diperbaiki fasilitasnya bahkan dibangun agar lebih representatif dengan konsep pasar modern yang dikelola secara tradisional.
"Beberapa pasar tradisional yang kami kembangkan selama ini adalah Pasar Sentral Kendari, Pasar Baru Wuawua, pasar Pedagang Kaki Lima (PKL), pasar Baruga, pasar Anduonohu, Pasar Lapulu dam pasar Purirano," ujarnya.
Bahkan saat ini kata Asrun, pihaknya sedang mebangun satu pasar tradisional di Kelurahan Nambo sebagai panyangga pasar Lapulu.
Dijelakan, pengembangan pasar tradisional merupakan usaha untuk terus mempertahankan eksistensi pasar tradisional di daerah itu
"Pasar tradisional ini harus terus eksis di tengah pertumbuhan supermarket, toserba, swalayan, plaza dan pusat-pusat perbelanjaan besar lainnya," katanya.
Hal ini dilakukan kata Asrun, guna mempertahankan keberadaan para pedagang kecil atau pedagang tradisional yang selama ini hanya memiliki kemampuan untuk berdagang di pasar tradisional.
Direktur Utama PD Pasar Kendari Niko Samara melaporkan jumlah kios dalam Pasar Purirano sebanyak 20 unit, lods 24 unit, dan luas lahan 60 x 70 meter.

Pewarta : Oleh Suprman
Editor : Laode Masrafi
Copyright © ANTARA 2024