Kendari (Antara News) - Wali Kota Kendari, Asrun, mengaku untuk menghasilkan gas metan dari sampah, pihaknya hanya menganggarkan sekitar Rp200 juta.

"Kelebihan kami karena bisa menghasilkan gas metan dengan anggaran minim. Tetapi hasilnya maksimal bisa dimanfaatkan oleh warga sekitar," kata Asrun di Kendari, usai menerima kunjungan rombongan Pemda Kabupaten Sidoarjo yang melakukan studi banding pengelolaan sampah, di Kendari, Selasa.

Berbeda dengan daerah lain di Indonesia, kata Asrun, yang sudah menghabiskan dana sampai miliar untuk mengubah sampah menjadi gas metan tetapi belum ada hasilnya.

Menurut Asrun, anggaran itu hanya untuk membeli pipa untuk membuat sistem perpipaan penangkap gas metan di dalam tumpukan sampah kemudian dialirkan kepada warga pengguna.

"Gas metan ini sudah digunakan untuk bahan bakar memasak bagi warga sekitar yang berada di kompleks perkampungan mandiri energi. Selain itu, digunakan juga sebagai bahan bakar mesin untuk menghasilkan listrik yang digunakan warga Kampung Mandiri Energi," katanya.

Disebutkan, saat ini terdapat 120 kepala keluarga yang menempati kampung mandiri energi, bahan bakar kebutuhan memasak dan untuk penerangan listrik warga tersebut bersumber dari gas metan di TPA Sampah Puuwatu.

Menurut Asrun, gas metan ini juga bisa untuk bahan bakar mobil dan sudah diuji coba, yang menjadi kendala karena belum ada wadah untuk menampung gas metan dalam skala besar agar bisa digunakan perjalanan jauh kendaraan.

"Ini akan menjadi tantangan kami kedepan untuk terus berinovasi sehingga gas metan ini bisa digunakan atau dimanfaatkan lebih luas bagi masyarakat," katanya.

Pewarta : Oleh Suprman
Editor : Laode Masrafi
Copyright © ANTARA 2024