Baubau (Antara News) - Pemerintah Kota Baubau menggelar sosialisasi pembinaan masyarakat dalam upaya meningkatkan peran warga mengelola sampah menjadi bermanfaat.
"Tujuan sosialisasi ini dalam rangka meningkatkan peran serta masyarakat dalam mengelola sampah menjadi yang bermanfaat," kata Sekretaris Dinas Kebersihan Pertamanan,Pemakaman dan Pemadam Kebakaran (DKP3) Kota Baubau, Siti Amalia Abibu di Baubau, Jumat.
Menurut dia, upaya peningkatan peran serta masyarakat dalam memanfaatkan sampah organik dan non organik menjadi sampah yang bermanfaat harus ditopang dengan memberikan keterampilan dan pengetahuan.
Ia mengatakan, program pengolahan sampah tersebut sudah ada regulasinya dalam DIPA, bahkan sosialisasi persampahan ini termaktub dalam Undang-Undang No 18 tahun 2008 yang mengamanatkan keterlibatan masyarakat dalam pengelolaan persampahan.
"Selama empat hari kegiatan sosialisasi ini, para peserta warga metro ini akan diberi pelatihan oleh para narasumber dari unsur Pemerintah Kota Baubau dan ahli yang membidangi masalah persampahan, sehingga masyarakat dapat mengetahui cara mengolah sampah organik dan non organik," ujarnya.
Usai sosialisasi, lanjut dia, peserta selain diberikan modul petunjuk pengolahan sampah, juga akan dibina dan dipantau, sehingga ilmu yang dimiliki dapat terus berkembang.
"Kalau sampah organik itu diajarkan untuk dijadikan kompos dengan menggunakan alat sederhana. Sedangkan sampah non organik di ajari untuk dijadikan kerajinan tangan, seperti sampah botol plastik yang dapat dijadikan keranjang atau vas bunga," ujarnya.
Ia menambahkan, hasil kegiatan sosialisasi itu diharapkan dapat meningkatkan kesejahteraan masyarakat Kota Baubau karena dengan ilmu dan keterampilan yang dimiliki, para warga dapat mengolah sampah rumah tangganya menjadi sebuah kerajinan tangan yang memiliki nilai jual.
"Tentunya bila masyarakat sudah memiliki pengetahuan, maka peran mereka juga akan meningkat dalam membantu pemerintah terkait pengolahan persampahan, termasuk upaya efisiensi anggaran pemerintah yakni penganggaran armada pengangkut persampahan yang terbatas.
Ia menyebutkan, produksi sampah di Kota Baubau per hari bisa mencapai 363,5 meter kubik atau setara dengan 28 truk. Sementara armada truk yang dimiliki Pemkot Baubau saat ini hanya 10 unit.
Ia juga mengatakan, khusus Tempat Pembuangan Akhir Sampah (TPAS) yang berada di Wakonti Kelurahan Kadolokatapi Kecamatan Wolio dalam kondisi mengkhawatirkan karena lahan yang tersedia dianggap tidak setara dengan produksi sampah masyarakat perkotaan itu.
"Tujuan sosialisasi ini dalam rangka meningkatkan peran serta masyarakat dalam mengelola sampah menjadi yang bermanfaat," kata Sekretaris Dinas Kebersihan Pertamanan,Pemakaman dan Pemadam Kebakaran (DKP3) Kota Baubau, Siti Amalia Abibu di Baubau, Jumat.
Menurut dia, upaya peningkatan peran serta masyarakat dalam memanfaatkan sampah organik dan non organik menjadi sampah yang bermanfaat harus ditopang dengan memberikan keterampilan dan pengetahuan.
Ia mengatakan, program pengolahan sampah tersebut sudah ada regulasinya dalam DIPA, bahkan sosialisasi persampahan ini termaktub dalam Undang-Undang No 18 tahun 2008 yang mengamanatkan keterlibatan masyarakat dalam pengelolaan persampahan.
"Selama empat hari kegiatan sosialisasi ini, para peserta warga metro ini akan diberi pelatihan oleh para narasumber dari unsur Pemerintah Kota Baubau dan ahli yang membidangi masalah persampahan, sehingga masyarakat dapat mengetahui cara mengolah sampah organik dan non organik," ujarnya.
Usai sosialisasi, lanjut dia, peserta selain diberikan modul petunjuk pengolahan sampah, juga akan dibina dan dipantau, sehingga ilmu yang dimiliki dapat terus berkembang.
"Kalau sampah organik itu diajarkan untuk dijadikan kompos dengan menggunakan alat sederhana. Sedangkan sampah non organik di ajari untuk dijadikan kerajinan tangan, seperti sampah botol plastik yang dapat dijadikan keranjang atau vas bunga," ujarnya.
Ia menambahkan, hasil kegiatan sosialisasi itu diharapkan dapat meningkatkan kesejahteraan masyarakat Kota Baubau karena dengan ilmu dan keterampilan yang dimiliki, para warga dapat mengolah sampah rumah tangganya menjadi sebuah kerajinan tangan yang memiliki nilai jual.
"Tentunya bila masyarakat sudah memiliki pengetahuan, maka peran mereka juga akan meningkat dalam membantu pemerintah terkait pengolahan persampahan, termasuk upaya efisiensi anggaran pemerintah yakni penganggaran armada pengangkut persampahan yang terbatas.
Ia menyebutkan, produksi sampah di Kota Baubau per hari bisa mencapai 363,5 meter kubik atau setara dengan 28 truk. Sementara armada truk yang dimiliki Pemkot Baubau saat ini hanya 10 unit.
Ia juga mengatakan, khusus Tempat Pembuangan Akhir Sampah (TPAS) yang berada di Wakonti Kelurahan Kadolokatapi Kecamatan Wolio dalam kondisi mengkhawatirkan karena lahan yang tersedia dianggap tidak setara dengan produksi sampah masyarakat perkotaan itu.