Kendari  (Antara News) - Dinas Pertanian Provinsi Sulawesi Tenggara menyatakan selama musim kemarau ini sedikitnya dua kabupaten setempat lahan pertanian dan perkebunannya sudah mulai mengalami kekeringan, yakni Kabupaten Muna dan Bombana.

Kadis Pertanian Sultra, M Nasir, di Kendari, Selasa, mengatakan, di Kabupaten Muna dari luas 400 hektare areal tanaman kedelai dan jagung milik petani setempat, terdapat sekitar 60 hektare areal itu yang sudah mengalami kekeringan.

Begitupula di Kabupaten Bombana, dari luas areal tanam persawahan sekitar 10 ribu hektare, sekitar 450 hektare dilaporkan kekeringan dan sudah dinyatakan gagal panen (puso).

Menurut Nasir, pihaknya juga sudah menyampaikan kepada para penyuluh pertanian di kabupaten untuk menyampaikan kepada petani agar dapat menggunakan air seoptimal mungkin dan tidak berlaku boros.

"Syukurlah di Sultra kekeringan belum separah yang dialami saudara-saudara kita yang ada di Pulau Jawa dan daerah lain di Tanah Air yang sudah hampir dua bulan terakhir mengalami kekeringan," ujarnya lagi.

Guna mengantisipasi terjadi kekeringan di sentra produksi padi di Sultra itu, ia juga berharap kepada kelompok petani yang memiliki sarana pompa air untuk tetap menyediakannya bila sewaktu-waktu kekeringan melanda di daerahnya.

"Kami juga sudah menyampaikan kepada pihak teknis di daerah saat melakukan pola tanam padi di bulan Agustus hingga Oktober, agar memilih varietas padi yang toleran tahan kering seperti Varietas Laeya, Varietas Impago-4 hingga Varietas impago-9 yang sudah teruji terhadap lahan tadah hujan sekali pun," ujarnya.

Ia mengatakan, varietas padi tersebut meski mengalami kekurangan air, namun produksinya masih bisa dicapai pada kisaran 5--6 ton per hektare, sehingga target produksi gabah kering di Sultra yang diperkirakan 730 ribu ton itu masih bisa dicapai.

Selain dua kabupaten yang dilaporkan mengalami kekeringan, kata Nasir lagi, ada dua kabupaten lain baru sepekan terakhir ini laporannya sudah masuk, yakni Kabupaten Konawe Selatan dan Buton Utara, namun belum separah dengan kabupaten Muna dan Bombana.

Laporan BMKG memprediksi bahwa kekeringan masih terjadi di hampir seluruh daerah pada tiga bulan ke depan (Agustus, September hingga Oktober).

Karena itu, dia mengharapkan sejumlah instansi teknis dan para penyuluh pertanian, Dinas PU, Kehutanan, Badan Lingkungan Hidup untuk turut serta memberi solusi terbaik bagi 17 kabupaten dan dua kota di Sultra.

Nasir mengingatkan agar seluruh jajaran itu tetap waspada atas kondisi cuaca khususnya di Sultra yang sulit untuk diprediksi dan sering berubah-ubah, sehingga pola tanam pun bisa berpengaruh.

Pewarta : Oleh Azis Senong
Editor :
Copyright © ANTARA 2024