Kupang (Antara News) - Khotib H Abdul Kadir Makarim mengajak umat muslim dan muslimah di Nusa Tenggara Timur untuk mempertahankan terus dan meningkatkan toleransi kehidupan beragama dan antarumat beragama di provinsi berbasis kepulauan ini.

        "NTT dengan julukan Nusa Toleransi Tertinggi (NTT) harus kita pertahankan dan tingkat terus dengan sesama umat beragama lainnya," katanya sebagai khotib pada shalat Idul Fitri 1436 H di Kupang, Jumat.

        Dihadapan ribuan umat muslim yang memadati Lapangan Mapolda NTT, Makarim yang juga Ketua MUI NTT itu mengatakan Islam merupakan agama yang Rahmatan Lil Alamin yang mengajarkan perdamaian dan keselamatan dunia akhirat.

        "Islam tidak pernah mengajarkan kekerasan dan permusuhan dengan umat agama lain dalam kehidupan berbangsa, bernegara dan bermasyarakat," ujarnya.

        Ia mengatakan ajaran Islam tersebut sepadan dengan firman Allah SWT dalam Al-Qur'an surat Al Anibiah ayat 107 yang menegaskan bahwa "kamu telah diutus sebagai pembawa perdamaian di alam semesta bagi umat manusia di muka bumi".

        Karena itu, tambahnya, pemahaman dan penafsiran dalam theologi agama harus senantiasa mengedepankan semangat kebersamaan universal dari nilai-nilai ketuhanan, kemanusiaan dan keagamaan.

        "Ini harus menjadi agenda penting bagi setiap agama. Tuhan tidak pernah memaksa hambanya untuk menganut agama tertentu, sehingga dalam Islam tidak mengenal adanya paksaan untuk menganut agama tertentu karena selalu berpegang pada prinsip "Bagimu Agamamu dan Bagiku Agamaku" katanya.

        Islam, katanya, datang membawa perdamaian dan kemaslahatan bagi umat manusia, sehingga tidak perlu ada dikotomi mayoritas dan minoritas dalam menyelesaikan berbagai persoalan di masyarakat.

        "Dikotomi jelas bertentangan dengan amanat konstitusi yang menegaskan bahwa seluruh warga mempunyai hak dan kewajiban yang sama dalam semua aspek kehidupan," ujarnya.

        Ia menambahkan konstitusi mewajibkan negara melindungi semua warga negara Indonesia dimana pun tanpa membeda-bedakan suku, agama, ras dan antargolongan.

        "Saya berterima kasih kepada semua pihak yang telah menjaga suasana selama sebulan penuh umat Islam melaksanakan puasa sehingga berjalan aman dan sukses hingga pelaksanaan 1 Syawal 1436 Hijriah".

        "Ini harus dipertahankan terus tidak hanya pada saat bulan Ramadhan, atau Idul Fitri tetapi untuk aktivitas kemasyarakat selanjutnya sampai kapanpun," katanya.

Pewarta : Oleh Hironimus Bifel
Editor :
Copyright © ANTARA 2024