Kendari (Antara News) - Koperasi dan Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) yang ada di Sulawesi Tenggara dituntut lebih siap menghadapi Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA) dengan lebih inovatif dan kreatif dalam menciptakan produk agar tidak kalah bersaing dengan negara lain.

Anggota Komite IV Dewan Perwakilan Daerah (DPD) RI asal Sultra, Abdul Jabbar Toba di Kendari, Kamis, mengatakan, dalam menghadapi MEA tahun 2015 koperasi dan UMKM harus mempersiapkan diri karena dengan terbukanya MEA secara otomatis akan memperketat persaingan bisnis.

"Koperasi dan UMKM harus memiliki daya saing yang tinggi. Pasar bebas yang terjadi pada MEA 2015 menuntut pelaku usaha untuk lebih inovatif dan kreatif dalam memproduksi barang dan jasa serta mengedepankan kualitas yang dapat bersaing dengan produk negara lain," ujarnya.

Ia menambahkan, pencanangan MEA 2015 berdampak pada pasar bebas, yang tidak akan ada lagi hambatan tarif atau biaya masuk ke dalam suatu negara di Asean.

Menurut dia, koperasi dengan empat jenis usaha yaitu konsumsi, produksi, jasa dan simpan pinjam tersebar pada semua sektor usaha dan UMKM memiliki kontribusi sebagai pembentuk produk domestik bruto (PDB).

Selain, kedua wadah usaha tersebut juga berperan signifikan dalam membuka lapangan pekerjaan yang ditunjukkan melalu kontribusi penyerapan tenaga kerja. Dengan demikian peran koperasi dalam perekonomian cukup besar.

"Melalui Masyarakat ekonomi ASEAN, koperasi dan UMKM yang ada di Sultra dapat meningkatkan konektivitas ekonomi, volume perdagangan, dan mobilisasi manusia, barang, jasa, dan teknologi," ujarnya.

Dengan semakin terbukanya pasar global seiring akan diberlakukannya MEA di penghujung tahun 2015, maka pelaku koperasi dan UMKM dituntut memiliki daya saing tinggi, sehingga mampu menciptakan pembangunan ekonomi yang merata baik di daerah bahkan sampai tingkat nasional, hal tersebut juga dimaksudkan agar pelaku usaha koperasi dan UMKM tidak hanya menjadi penonton di rumah sendiri.

Pewarta : Oleh La Ode Abdul Rahman
Editor :
Copyright © ANTARA 2024