Kendari (Antara News) - Atlet berharap figur yang akan memimpin KONI Sulawesi Tenggara memiliki dedikasi dan loyalitas tinggi sehingga mengabdikan diri secara total untuk membangun olahraga.
Pedayung senior La Ode Ali Darta di Kendari, Kamis, mengatakan potensi atlet dan pelatih Sultra sama dengan daerah lain, namun pembinaan yang tidak maksimal.
Pedayung Pelatnas SEA Games XXVIII Singapura itu mengatakan, segelintir orang yang menyebut diri "gila olahraga" hanya terasa kehadirannya saat menghadapi pemilihan ketua KONI, Porprov, dan PON.
"Setelah itu bubar. Ini menunjukkan bahwa pengurus yang demikian hanya menjadikan olahraga untuk meraup keuntungan pribadi dan sarana mencari popularitas," katanya.
Oleh karena itu, ia mengimbau organisasi anggota KONI selaku pemilik hak suara pada forum Musorprov VII/2015 agar memilih figur calon ketua KONI yang memiliki latar belakang keberpihakan terhadap pembangunan olahraga dan pembinaan atlet.
"Kalau yang bersangkutan diusulkan karena menduduki suatu jabatan, tanpa menilik perjalanan karir membina olahraga, maka tinggal menunggu waktu kehancuran dunia olahraga daerah ini," katanya.
Pengurus perguruan karate Inkado Sultra Achmad Wahab pun berpendapat senada. Ia berharap peserta Musorprov cermat memilih ketua KONI yang diyakini mampu membawa pembinaan olahraga lebih baik di tengah kompleksnya tantangan dewasa ini.
Sementara kepada para bakal calon ketua KONI, ia mengimbau agar mereka merenung sebelum berkompetisi di forum Musorprov.
"Ukur dirilah kalau mau mencalonkan diri sebagai ketua KONI. Menjadi pimpinan organisasi olahraga setingkat KONI bukan sederhana. Sudah berjasa membangun olahraga atau hanya menjadikan tumpangan kepentingan," katanya.
KONI Sultra mulai bekerja menjaring calon ketua umum yang akan dipilih pada Musprov VII 29 April 2015.
Tim penjaringan calon ketua umum KONI Sultra empat tahun ke depan terdiri dari Kadir Ole (ketua), Dr Saiful (wakil ketua), Prima Tolla (Sekretaris), serta anggota Tasman Taewa, Lawata, Sarjono, dan Dewyanti Tamburaka.
Pedayung senior La Ode Ali Darta di Kendari, Kamis, mengatakan potensi atlet dan pelatih Sultra sama dengan daerah lain, namun pembinaan yang tidak maksimal.
Pedayung Pelatnas SEA Games XXVIII Singapura itu mengatakan, segelintir orang yang menyebut diri "gila olahraga" hanya terasa kehadirannya saat menghadapi pemilihan ketua KONI, Porprov, dan PON.
"Setelah itu bubar. Ini menunjukkan bahwa pengurus yang demikian hanya menjadikan olahraga untuk meraup keuntungan pribadi dan sarana mencari popularitas," katanya.
Oleh karena itu, ia mengimbau organisasi anggota KONI selaku pemilik hak suara pada forum Musorprov VII/2015 agar memilih figur calon ketua KONI yang memiliki latar belakang keberpihakan terhadap pembangunan olahraga dan pembinaan atlet.
"Kalau yang bersangkutan diusulkan karena menduduki suatu jabatan, tanpa menilik perjalanan karir membina olahraga, maka tinggal menunggu waktu kehancuran dunia olahraga daerah ini," katanya.
Pengurus perguruan karate Inkado Sultra Achmad Wahab pun berpendapat senada. Ia berharap peserta Musorprov cermat memilih ketua KONI yang diyakini mampu membawa pembinaan olahraga lebih baik di tengah kompleksnya tantangan dewasa ini.
Sementara kepada para bakal calon ketua KONI, ia mengimbau agar mereka merenung sebelum berkompetisi di forum Musorprov.
"Ukur dirilah kalau mau mencalonkan diri sebagai ketua KONI. Menjadi pimpinan organisasi olahraga setingkat KONI bukan sederhana. Sudah berjasa membangun olahraga atau hanya menjadikan tumpangan kepentingan," katanya.
KONI Sultra mulai bekerja menjaring calon ketua umum yang akan dipilih pada Musprov VII 29 April 2015.
Tim penjaringan calon ketua umum KONI Sultra empat tahun ke depan terdiri dari Kadir Ole (ketua), Dr Saiful (wakil ketua), Prima Tolla (Sekretaris), serta anggota Tasman Taewa, Lawata, Sarjono, dan Dewyanti Tamburaka.