Kendari  (Antara News) - Lembaga Penelitian dan Pengabdian Masyarakat (LPPM) Universitas Halu Oleo (UHO) Kendari, Sulawesi Tenggara, menyatakan pengabdian "hi-link" lebih memprioritaskan kegiatan yang dapat meningkatkan produksi dari mitra kerjasama.

Sekretaris Lembaga Penelitian dan Pengabdian Masyarakat (LPPM) UHO, DR La Aba, di Kendari, mengatakan pengabdian Hi-Link berbeda dengan skim pengabdian yang lain sebab harus melibatkan mitra dan lebih mengarah pada kegiatan produksi.

"Untuk tahun 2015 ini, UHO memiliki tiga judul yang dinyatakan lolos seleksi oleh Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi (Dikti),"ujarnya.

Ia menambahkan, dalam pengambdian "hi-link" tersebut, UHO mengelola dana Rp. 592,5 Juta, untuk membiayai pengabdian yang dilaksanakan dosen-dosen yang dinyatakan lolos seleksi oleh Dikti.

Menurutnya, pelaksanaan pengabdian tersebut harus melibatkan mitra yakni pengusaha atau pemerintah daerah. Pengabdiannya juga harus mengarah pada kegiatan produksi, seperti budidaya perikanan dan rumput laut.

"Pengabdian dengan skim Hi-Link ini bersifat multiyears, jadi akan selalu dilaksanakan evaluasi setiap tahunnya,"ujar Sekretaris LPPM UHO itu.

Ia menambahkan, jika hasil dari evaluasi yang dilakukan terhadap pengabdian tersebut bermanfaat besar bagi masyarakat maka pengabdian dapat dilanjutkan. Jika tidak bermanfaat maka akan dihentikan.

Maka dari itu, lanjunya, dosen yang melaksanakan pengabdian Hi-Link dituntut untuk dapat berkontribusi dalam peningkatan hasil produksi yang dimiliki oleh mitra, sebab nama baik kampus dipertaruhkan.

Tiga judul pengabdian tersebut yakni, pengembangan sentra pembibitan rumput laut mandiri yang dilaksanakan oleh Prof. Dr. Mahruf Kasim dengan anggaran Rp. 230 juta. Selain itu.

Selanjutnya, dengan judul desa mandiri udang berbasis riset yang dilaksanakan di Kolaka oleh Dr. Agus Kurnia dengan dana Rp. 173,5 Juta.

Kemudian, dengan judul pengabdian pengembangan konsep blue economy dalam pemanfaatan teknologi IMTA produk unggulan kelautan sebagai kawasan indutri akuakultur di Kabupaten Konut oleh Dr. Irwan Junaidi dengan dana Rp. 225 juta.

Pewarta : La Ode Abdul Rahman
Editor :
Copyright © ANTARA 2024