Bombana   (Antara News) - Demam batu permata di Tanah Air tidak hanya tersohor di sejumlah daerah tertentu namun ternyata merambah hingga masyarakat desa dan kecamatan di Kabupaten Bombana, Sulawesi Tenggara.

Panatauan di Desa Lantari Jaya, Kelurahan Lameroro Dan Lampopala, Kecamatan Rumbia, Bombana, Senin, dijumpai sejumlah pengrajin dengan bermodalkan mesin dinamo untuk memoton bongkahan batu dan kertas gosok untuk menghasilan batu permata antik.

Adam (35), salah satu pengrajin batu permata di Kelurahan Lameroro mengaku awalnya hanya sekedar mencoba untuk membuat potongan batu menjadi permata untuk dipakai sendiri, namun karena hasilnya dinilai cukup bernilai jual sehingga banyak warga yang memesan kepadanya.

"Dalam sehari, saya bisa membuat batu permata dalam ukuran tertentu sebanyak 10-15 keping batu permata," ujaranya.

Mengenai biaya, Adam yang merupakan mantan karyawan salah satu perusahaan tambang yang sudah dirumahkan beberapa bulan lalu itu mengatakan tidak ada patokan tergantung kerelahan si pemesan batu permata itu.

"Bila seorang pemesan membawa sendiri bongkahan batunya, terkadang saya diberi upah Rp25.000 hingga Rp35.000 untuk setiap batu permata. Namun bila membeli langsung dengan baha baku dari saya dihargai di atas Rp50.000 untuk setiap permata.

Demam batu permata di Kabaupaten Bombana yang menjadi rebutan masyarakat ternyata datang dari berbagai kalangan, terkhusus pejabat setempat baik dari birokrasi, politisi dan pengusaha dan lapisan masyarakat bawah sekalipun.

Kabag Humas Pemda Bombana, Sofyan dalam keterangan terpisah mengatakan, batu permata asal kabupaten Bombana yang dihasilkan pengrajin setempat telah tersebar tidak saja di kalangan pejabat setempat tetapi telah merambah hingga ke daerah lain.

"Sekarang ini, rata-rata pejabat Bombana "demam" batu permata Kabaena itu. Batu itu memang unik, warna yang ditampilkan beraneka rupa dan bisa menimbulkan kesan berganti-ganti warna," ujaranya.

Menurut Sofyan, selain di kalangan pejabat setempat, permata asal Bombana khusus Pulau Kabaena itu menjadi rebutan masyarakat karena memiliki "unsur hidup" sehingga dapat menggerakkan tampilan pada telepon genggam layar sentuh.

"Menggerakkan tampilan pada telepon layar sentuh menggunakan batu permata asal Kabaena itu unik, sebab tidak semua jenis batu dapat digunakan untuk hal semacam itu," ujarnya.

Ia juga menambahakan, pemerintah Kabupaten Bombana dalam mempromosikan produk kerajinan batu permata, akan menetapkan satu kawasan sebagai pusat berhimpunnya berbagai pengrajin yang tidak hanya batu permata tetapi juga produk kerjinan khas lainnya ada di daerah itu.




Pewarta : Azis Senong
Editor : Abdul Azis Senong
Copyright © ANTARA 2024