Jakarta (Antara News) - Wakil Menteri Luar Negeri RI A.M. Fachir, saat menerima kunjungan bilateral Wakil Menteri Luar Negeri Arab Saudi Khalid bin Saud bin Khalid, meminta Pemerintah Saudi untuk lebih membuka peluang pasar bagi produk-produk asal Indonesia.

        "Dari sisi ekonomi, volume perdagangan itu surplus-nya lebih banyak di Arab Saudi karena kita (Indonesia) beli minyak. Karena itu, kita juga berharap pemerintah Arab Saudi membuka peluang bagi produk-produk Indonesia di sana," kata Wamenlu RI A.M. Fachir di Jakarta, Kamis.

        Fachir juga menyebutkan bahwa dalam hubungan kerja sama ekonomi antara kedua negara, Arab Saudi cenderung lebih diuntungkan.

        Menurut dia, volume perdagangan antara Indonesia dan Arab Saudi mencapai sekitar 8,2 miliar dolar Amerika Serikat (AS), di mana Arab Saudi memperoleh surplus sekitar lima miliar dolar AS.

        "Sementara itu, nilai ekspor dari Indonesia ke Arab Saudi hanya mencapai sekitar 1,7 atau 1,8 dolar AS. Ekspor kita itu lebih banyak produk 'furniture' dan CPO (crude palm oil/minyak kelapa sawit)," ungkap dia.

        Selanjutnya, Wamenlu RI menyebutkan bahwa setiap tahun jumlah warga Indonesia yang menjalankan ibadah haji dan melakukan umroh ke Arab Saudi adalah sekitar 750 ribu hingga satu juta orang.

        "Umroh pada 2013 itu ada sekitar 750 ribu. Jadi, kalau dari sisi pariwisata, WNI itu di sana banyak sekali, hampir sejuta (tiap tahun), maka kita juga berharap bahwa Pemerintah Saudi ikut mendorong agar warganya datang ke sini," ujar Fachir.


         Sementara itu, Menteri Luar Negeri Retno LP Marsudi dalam pertemuan bilateral dengan Wakil Menteri Luar Negeri Arab Saudi Khalid bin Saud bin Khalid meminta dukungan Pemerintah Saudi agar Bank Negara Indonesia (BNI) dapat beroperasi di negara itu.

        "Secara khusus (dalam pertemuan bilateral itu) Menlu RI meminta dukungan untuk BNI bisa beroperasi di sana (Arab Saudi)," kata Wakil Menteri Luar Negeri RI A.M. Fachir usai turut menerima kunjungan Wamenlu Arab Saudi di Kementerian Luar Negeri RI di Jakarta, Kamis.

        Menurut Fachir, sebelumnya sudah pernah ada kesepakatan antara Pemerintah Indonesia dengan Arab Saudi dalam memfasilitasi BNI untuk dapat beroperasi di Arab Saudi.

        "Ini adalah kesepakatan sejak 2013 di Bali. Pada pertemuan itu (pihak) Saudi sendiri berjanji akan memfasilitasi BNI untuk bisa beroperasi di Saudi," ungkap dia.

        Wamenlu RI juga menyebutkan bahwa bila BNI beroperasi di Arab Saudi, maka bank tersebut tidak hanya menyediakan layanan perbankan, namun juga layanan pembiayaan.

        "Karena BNI bila beroperasi di sana nanti, itu bukan hanya dari sisi layanan perbankan tetapi juga dari sisi financing (pembiayaan)," jelas dia.

        Pada kesempatan itu, Fachir juga menyebutkan bahwa dalam hubungan kerja sama ekonomi antara kedua negara, Arab Saudi cenderung lebih diuntungkan.

        Menurut dia, volume perdagangan antara Indonesia dan Arab Saudi mencapai sekitar 8,2 miliar dolar AS, di mana Arab Saudi memperoleh surplus sekitar lima miliar dolar AS.

        "Surplus itu kebanyakan berasal dari kita (Indonesia) membeli minyak dari Arab Saudi," ujar dia.

        Dalam rangka meningkatkan hubungan antara Indonesia dan Arab Saudi, Wamenlu Arab Saudi Khalid bin Saud bin Khalid berkunjung ke Indonesia pada 17-20 Maret untuk mengadakan pertemuan dengan pejabat-pejabat Indonesia khususnya dari Kementerian Luar Negeri.

Pewarta : Oleh Yuni Arisandy
Editor : Laode Masrafi
Copyright © ANTARA 2024