Kendari   (Antara News) - Anggota Dewan Perwakilan Rakyat Republik Indonesia, Asnawati Hasan, Minggu sore, melakukan inspeksi mendadak untuk mengetahui harga beras di sejumlah pasar tradisional di Kota Kendari, Sulawesi Tenggara (Sultra).

Pasar tradisional yang menjadi sasaran sidak tersebut adalah Pasar Baruga Kendari, dan Pasar Panjang Bonggoeya Kendari.

Saat melakukan sidak, Asnawati Hasan langsung melakukan dialog dengan para pedagang beras terkait alasan mereka sehingga harga beras di daerah itu masih melambung tinggi.

Hasil sidak tersebut diketahui bahwa harga beras masih melambung yakni harga tertinggi untuk beras kualitas baik Rp530.000 per karung isi 50 kilogram naik dari harga sebelumnya Rp500.000/karung.

Sedangkan untuk beras kualitas rendah dijual dengan harga Rp480.000 per karung isi 50 kilogram, naik dari harga sebelumnya Rp450.000/karung.

"Saya heran, Bulog sudah melakukan operasi pasar tetapi harga beras masih melambung. Ternyata harga ini tidak ditentukan dari pedagang eceran di pasar, tetapi sudah naik dari petani atau tingkatan distributor," kata anggota Komisi VI DPR RI ini.

Alasan lain, kata Asnawati, kenaikan harga beras menurut pedagang karena kurang pasokan akibat keterlambatan panen padi di daerah itu.

"Pemerintah harus cepat tanggap terkait hal ini, harus rajin melakukan pemantauan di lapangan jangan sampai ada pihak lain yang sengaja menimbun beras. Ketika stok di pasaran langka maka baru dikeluarkan dengan haga yang mahal," kata legislator PAN asal Dapil Sultra ini.

Asnawati mengakui, kalau permasalahan kenaikan beras tersebut bukan hanya terjadi di Sultra, melainkan secara nasional. Tetapi Sultra yang sudah surplus beras seharusnya kenaikan harganya tidak setajam itu.

Hasil sidak tersebut, kata Asnawati, akan menjadi bahan saat melakukan rapat bersama kementerian terkait di DPR RI agar ada langkah-langkah antisipasi.

Pewarta : Suparman
Editor : Abdul Azis Senong
Copyright © ANTARA 2024