Kendari  (Antara News) - Pemerintah Provinsi Sulawesi Tenggara akan melibatkan TNI Angkatan Laut untuk membersihkan ranjau yang disinyalir terdapat di kawasan Teluk Kendari sebelum dilaksanakannya pembangunan mega proyek Jembatan Bahterams.

Gubernur Sulawesi Tenggara Nur Alam, di Kendari, Selasa mengatakan pembersihan ranjau yang diduga ada dalam teluk akan segera dilakukan seiring dengan sterilisasi bagi keamanan pekerja proyek tersebut.

"Walaupun itu hanya sekadar dugaan dari masyarakat bahwa ada kemungkinan ranjau yang merupakan sisa-sisa perang Zaman Belanda, namun harus benar-benar disterilkan sebelum proyek itu dilaksanbakan," ujar gubernur saat melakukan rapat dengan tim Kementerian Pekerjaan Umum Pusat di Kendari, (23/2).

Ia mengatakan, instruksi pembersihan ranjau seiring dengan kegiatan pemancangan tiang jembatan di teluk Kendari, kata Nur Alam, seraya menambahkan

bahwa sudah memerintahkan kepada Dinas Pekerjaan Umum Provinsi sejak 3-4 tahun lalu.

Namun dengan belum terealisasi pembersihan ranjau tersebut, karena persoalan

dana yang disipakan pemerintah saat itu hanya sebesar Rp900 juta sementara yang diajukan dari tim TNI-AL senilai Rp1,4 miliar sehingga batal dilaksanakan.

Pembangunan Jembatan Bahtaaeramas yang akan menelan dana APBN sebesar antara Rp540 hingga Rp600 miliar, oleh pihak Kementerian PU Pusat akan memulai

pekerjaannya paling lambat Juni 2015.

Kementerian Pekerjaan Umum Pusat yang diwakili Direktur Teknik Jembatan, Iwan Zarkasi saat melakukan peninjauan di lokasi proyek mengatakan akan memulai

pekerjaan jembatan itu setelah Pemprov Sultra telah membuat kesepakatan MoU terkait pelaksanaan proyek tersebut.

"Surat penandatangan kerja oleh pemerintah provini kepada pihak pengelola proyek, yang intinya bahwa di lokasi itu sudah tidak bermasalah (cleare), baik ganti

rugi lahan dan bangunan masyarakat maupun menyangkut aktivitas kapal-kapal yang lalulalang dipelabuhan teluk itu sudah harus pindah sementara," ujaranya.

Sibab, bila proyek itu sudah dilakukan, maka tidak diperkenankan lagi kapal-kapal

yang bertonase besar melewati kawasan itu, kecuali kapal-kapal nelayan yang berukuran kecil tetap diperbolehkan melintas di teluk tersebut.

Pewarta : Azis Senong
Editor : Abdul Azis Senong
Copyright © ANTARA 2024