Kendari (Antara News) - Gubernur Provinsi Sulawesi Tenggara (Sultra), Nur Alam mengatakan siap menjadikan daerah itu sebagai pusat industri pengelolaan gula.
"Ini dilakukan untuk mendukung program pemerintah pusat dalam mencapai swasembada gula nasional," ujarnya di Kendari, Senin.
Ia menambahkan, dalam rangka mendukung program tersebut pihaknya terus berupaya mengembangkan perkebunan tebu dan pendirian industri gula di daerah itu.
Menurutnya, untuk mewujudkan itu semua, harus dibarengi dengan ketersediaan lahan dan infrastruktur seperti jalan, jembatan dan pelabuhan yang memadai.
"Untuk menjadikan Sultra sebagai pusat pengembangan industri gula kita membutuhkan lahan dengan luas 250.000 hektare hingga 500.000 hektare," ujarnya.
Ia menambahkan, kebutuhan lahan dapat berasal dari taman nasional rawa aopa (PPA), hutan lindung (HL), hutan produksi (HP), HPK, hutan tanaman industri (HTI), maupun dari lahan eks pengelolaan kegiatan lain yang sudah tidak produktif.
Selanjutnya, tambah Gubernur Sultra, penggunaan lahan hutan tersebut akan diusulkan kepada Presiden agar dapat diterbitkan Perpres sehingga tidak menimulkan masalah di kemudian hari.
Untuk kawasan pengembangan industri gula itu, Pemerintah Provinsi Sultra membagi dalam dua kawasan yakni pertama di Kabupaten Bombana, Konawe Selatan, Konawe dan Kolaka, serta kedua di Kabupaten Muna, Muna Barat dan Kabupaten Buton Utara.
"Dari dua kawasan tersebut kita akan membangun lima pabrik pengolahannya dengan anggaran sekitar Rp5 miliar yang berasal dari kementerian," ujarnya
Ia menambahkan, dengan adanya pabrik gula tersebut nantinya dapat menunjang produksi gula pasir nasional, sehingga bisa menekan angka impor komoditas tersebut, karena selama ini Indonesia masih bergantung dengan gula impor.
Data kebutuhan gula nasional tahun ini diperkirakan sebanyak 5,7 juta ton, sementara produksi gula nasional hanya sekitar 2,5 juta ton.
Oleh karena itu, untuk memenuhi kebutuhan gula nasional, perlu pengembangan daerah itu sebagai salah satu kawasan pusat industri pengolahan gula.
Selain itu, pengembangan industri pengolahan pabrik tebu juga bisa meningkatkan perekonomian masyarakat sekitar, sebab akan banyak tenaga kerja yang diserap.
"Ini dilakukan untuk mendukung program pemerintah pusat dalam mencapai swasembada gula nasional," ujarnya di Kendari, Senin.
Ia menambahkan, dalam rangka mendukung program tersebut pihaknya terus berupaya mengembangkan perkebunan tebu dan pendirian industri gula di daerah itu.
Menurutnya, untuk mewujudkan itu semua, harus dibarengi dengan ketersediaan lahan dan infrastruktur seperti jalan, jembatan dan pelabuhan yang memadai.
"Untuk menjadikan Sultra sebagai pusat pengembangan industri gula kita membutuhkan lahan dengan luas 250.000 hektare hingga 500.000 hektare," ujarnya.
Ia menambahkan, kebutuhan lahan dapat berasal dari taman nasional rawa aopa (PPA), hutan lindung (HL), hutan produksi (HP), HPK, hutan tanaman industri (HTI), maupun dari lahan eks pengelolaan kegiatan lain yang sudah tidak produktif.
Selanjutnya, tambah Gubernur Sultra, penggunaan lahan hutan tersebut akan diusulkan kepada Presiden agar dapat diterbitkan Perpres sehingga tidak menimulkan masalah di kemudian hari.
Untuk kawasan pengembangan industri gula itu, Pemerintah Provinsi Sultra membagi dalam dua kawasan yakni pertama di Kabupaten Bombana, Konawe Selatan, Konawe dan Kolaka, serta kedua di Kabupaten Muna, Muna Barat dan Kabupaten Buton Utara.
"Dari dua kawasan tersebut kita akan membangun lima pabrik pengolahannya dengan anggaran sekitar Rp5 miliar yang berasal dari kementerian," ujarnya
Ia menambahkan, dengan adanya pabrik gula tersebut nantinya dapat menunjang produksi gula pasir nasional, sehingga bisa menekan angka impor komoditas tersebut, karena selama ini Indonesia masih bergantung dengan gula impor.
Data kebutuhan gula nasional tahun ini diperkirakan sebanyak 5,7 juta ton, sementara produksi gula nasional hanya sekitar 2,5 juta ton.
Oleh karena itu, untuk memenuhi kebutuhan gula nasional, perlu pengembangan daerah itu sebagai salah satu kawasan pusat industri pengolahan gula.
Selain itu, pengembangan industri pengolahan pabrik tebu juga bisa meningkatkan perekonomian masyarakat sekitar, sebab akan banyak tenaga kerja yang diserap.