Kendari (Antara News) - Pengunjuk rasa yang memaksa masuk Kantor Wilayah Kementerian Agama Sulawesi Tenggara di Kendari, nyaris bentrok dengan aparat kepolisian, Jumat.
Demonstrans merangsek dan merusak kunci pintu pagar gedung tersebut untuk bertemu langsung dengan Kakanwil Kementerian Agama Sultra Muh Ali Irfan sehingga tidak tinggal diam.
Para anggota Satpam kantor itu berulang kali menyatakan bahwa Kakanwil sedang bertugas Jakarta, namun para pengunjuk rasa yang jumlah mencapai puluhan orang itu tetap memaksa masuk.
Aparat Polresta Kendari dan Polsek Mandonga berupaya untuk menghalau dan memberi penjelasan bahwa yang mereka cari tidak ada di dalam kantor, namun para pengujuk rasa berupaya melawan sehingga ketegangan tak terelakan dengan aparat.
Para pengunjuk rasa yang mengatasnamakan Konsorsium Pemuda dan Mahasiswa Sulawesi Tenggara itu, sempat menyampaikan aspirasi di gedung DPRD Provinsi terkait kebijakan yang diambil Kakanwil Kementerian Agama Sultra terkait pengangkatan sebagai Kakanwil oleh Kementerian Agama.
Menurut Koordinator Konsorsium, La ode Agus, kebijakan yang diambil Kakanwil Depag Sultra pascadijadikan Kakanwil Depag Sultra beberapa bulan terakhir arogan dan sering menakut-nakuti bawahannya terkait kebijakan yang dibuat melalui sistim pengawasan internal (SPI).
SPI, lanjut dia, sengaja dibentuk Ali Irfan agar para bawahannya yang dinilai tidak sepaham dengannya untuk seenaknya bisa dipindahtugaskan tanpa harus ada kordinasi dengan pihak lain termasuk Pemprov Sultra.
Pelaksana harian Kakanwil Kementerian Agama Sultra yang juga Kabid Pembinaan Masyarakat Khatolik, Leonard Latu, saat dimintai keterangan terkait unjuk rasa itu mengatakan, tidak tahu menahu masalah yang sebenarnya.
"Sebaiknya nanti beliau pulang dari tugas luar ke Jakarta," kata Leonard singkat.
Namun Leonard mengatakan, kebijakan yang dilakukan Kakanwil Kemenag Sultra akhir-akhir ini sudah sangat tepat, relevan dan tidak mengada-ada.
Hingga berita ini dibuat, aksi unjuk rasa yang nyaris bentrok dengan aparat itu memaksa mereka harus meninggalkan kantor Kemenag Sultra, lalu berteriak dengan nada mengancam untuk kembali melakukan aksi serupa saat Kakanwil Depag Sultra sudah masuk kantor.
Demonstrans merangsek dan merusak kunci pintu pagar gedung tersebut untuk bertemu langsung dengan Kakanwil Kementerian Agama Sultra Muh Ali Irfan sehingga tidak tinggal diam.
Para anggota Satpam kantor itu berulang kali menyatakan bahwa Kakanwil sedang bertugas Jakarta, namun para pengunjuk rasa yang jumlah mencapai puluhan orang itu tetap memaksa masuk.
Aparat Polresta Kendari dan Polsek Mandonga berupaya untuk menghalau dan memberi penjelasan bahwa yang mereka cari tidak ada di dalam kantor, namun para pengujuk rasa berupaya melawan sehingga ketegangan tak terelakan dengan aparat.
Para pengunjuk rasa yang mengatasnamakan Konsorsium Pemuda dan Mahasiswa Sulawesi Tenggara itu, sempat menyampaikan aspirasi di gedung DPRD Provinsi terkait kebijakan yang diambil Kakanwil Kementerian Agama Sultra terkait pengangkatan sebagai Kakanwil oleh Kementerian Agama.
Menurut Koordinator Konsorsium, La ode Agus, kebijakan yang diambil Kakanwil Depag Sultra pascadijadikan Kakanwil Depag Sultra beberapa bulan terakhir arogan dan sering menakut-nakuti bawahannya terkait kebijakan yang dibuat melalui sistim pengawasan internal (SPI).
SPI, lanjut dia, sengaja dibentuk Ali Irfan agar para bawahannya yang dinilai tidak sepaham dengannya untuk seenaknya bisa dipindahtugaskan tanpa harus ada kordinasi dengan pihak lain termasuk Pemprov Sultra.
Pelaksana harian Kakanwil Kementerian Agama Sultra yang juga Kabid Pembinaan Masyarakat Khatolik, Leonard Latu, saat dimintai keterangan terkait unjuk rasa itu mengatakan, tidak tahu menahu masalah yang sebenarnya.
"Sebaiknya nanti beliau pulang dari tugas luar ke Jakarta," kata Leonard singkat.
Namun Leonard mengatakan, kebijakan yang dilakukan Kakanwil Kemenag Sultra akhir-akhir ini sudah sangat tepat, relevan dan tidak mengada-ada.
Hingga berita ini dibuat, aksi unjuk rasa yang nyaris bentrok dengan aparat itu memaksa mereka harus meninggalkan kantor Kemenag Sultra, lalu berteriak dengan nada mengancam untuk kembali melakukan aksi serupa saat Kakanwil Depag Sultra sudah masuk kantor.