Kendari   (Antara News) - Gerakan mahasiswa yang merupakan wujud dari kesadaran kelompok terpelajar untuk melawan ketidakadilan kekuasaan atas hak-hak warga negara, jangan diboncengi oleh kepentingan politik manapun.

Guru Besar Ilmu Pendidikan IPS, pada Fakultas Ilmu Keguruan dan Ilmun Pendidikan (FKIP) Universitas Halu Oleo (UHO) Kendari, Sulawesi Tenggara, Prof Barlian di Kendari, Minggu, mengatakan, masyarakat sangat menaruh harapan terhadap gerakan mahasiswa dalam mendorong perubahan sosial.

Untuk itu seharusnya gerakan mahasiswa tidak boleh diboncengi oleh kepentingan politik maupun ekonomi elit dan aktor-aktor kekuasaan.

"Mahasiswa harus selalu diberi pencerahan agar dalam setiap melakukan gerakan tidak mudah diboncengi oleh politik maupun ekonomi kelompok tertentu," ujarnya.

Ia menambahkan, hal tersebut harus terus dilakukan agar tidak mencederai atau merusak citra dan kemurnian dari gerakan mahasiswa itu sendiri.

Menurut dia, gerakan mahasiswa sebagai penggerak perubahan sosial seharusnya dibangun berdasarkan nilai dan karakter akademik yang berasaskan pada kebenaran, etika dan moral serta untuk membela kepentingan masyarakat secara keseluruhan.

Maka dari itu, lanjut Guru Besar Ilmu Pendidikan IPS tersebut, mahasiswa selalu menjaga dan menjadikan gerakan yang mereka bangun sebagai kekuatan alternatif bagi rakyat dalam memperjuangkan kepentingan publik.

"Untuk bisa mendapatkan simpati masyarakat, mahasiswa hendaknya memahami betul konsep sosial kemasyarakatan sebelum melakukan aksi, sehingga kemudian gerakan yang dibangun bisa mendapatkan dukungan publik," ujarnya.

Ia menambahkan, hal ini penting dilakukan oleh mahasiswa agar dapat menjaga kepercayaan masyarakat atas setiap gerakan yang dibangun.

Selain itu, menurutnya, permasalah lain yang dihadapi oleh gerakan mahasiswa saat ini juga lebih cenderung melakukan aksi yang tidak semestinya dilakukan seperti tindakan anarkis, membakar ban, memacetkan lalu lintas, menyandera kendaran plat merah, merusak fasilitas umum dan melakukan tindak kekerasan yang membuat masyarakat tidak bersimpati dan memberi kesan negatif kepada mahasiswa.

Ia juga menyarankan, bahwa untuk menyadarkan kembali mahasiswa tidak bisa dilepaskan dari peran para stakeholders, yang mempengaruhi arah, motivasi, ideologi, dan nilai serta strategi gerakan yang dibangun mahasiswa.

Selain itu, ruang dialog dan diskusi harusnya dibuka sehingga kebuntuan sosial dalam penyaluran aspirasi bisa terwadahkan. Sebab, dengan terbukanya ruang diskusi dan dialog tersebut akan mencegah gerakan mahasiswa yang anarkis, sebab gerakan yang berubah anarkis selalu terjadi karena tertutupnya saluran komunikasi.

Pewarta : La Ode Abdul Rahman
Editor :
Copyright © ANTARA 2024